Serangan Rusia ke Ukraina Bisa Bikin Harga LPG Naik Lagi?

Tim Okezone, Jurnalis
Jum'at 25 Februari 2022 13:37 WIB
Harga LPG Non Subsidi Naik Lagi? (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Harga acuan LPG yaitu CP Aramco terus mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan harga rata-rata sepanjang 2021 yaitu USD637/MT dibanding USD775/MT pada bulan Februari 2022. Apalagi saat ini terjadi serangan Rusia ke Ukraina yang menyebabkan harga komoditas merangkak naik.

Dengan demikian, harga acuan LPG sudah mengalami kenaikan sebesar 21.6% jika dibandingkan rata-rata 2021. Kenaikan ini akan berdampak terhadap biaya pokok produksi untuk LPG di dalam negeri yang dapat menyebankan keuangan Pertamina bisa terganggu.

"Jadi perlu adanya penyesuaian untuk harga LPG non subsidi atau biasa disebut LPG NPSO," kata Direktur Executive Energy Watch Mamit Setiawan dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Jumat,(25/2/2022).

 

Baca Juga: Hilirisasi Batu Bara, RI Stop 50% Impor LPG

Menurutnya, kenaikan yang dilakukan pada akhir Desember 2021 yang lalu masih belum mampu menutupi potensial loss karena harga CP Aramco masih cukup tinggi.

Berdasarkan data Pertamina konsumsi rumah tangga untuk LPG NPSO baik itu yang 5.5 kg maupun 12 kg sebesar 7.4% dari total konsumsi rumah tangga nasional, masih jauh lebih rendah jika dibandingkan konsumsi untuk LPG subsidi 3 kg sebesar 92.6%.

Meskipun hanya 7.4%, tetapi bisa memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap keuangan Pertamina karena selisih harga yang masih cukup tinggi dengan keekonomiannya. Apalagi, LPG NPSO ini bukan merupakan barang subsidi sehingga sudah seharusnya harganya menyesuaikan dengan harga pasar.

"Sama seperti BBM umum yang dijual oleh SPBU swasta yang menyesuaikan dengan naik turunnya harga minyak dunia sesuai dengan keekonomiannya. Maka hal yang sama seharusnya berlaku untuk harga LPG NPSO ini," kata Mamit.

Menurut dia, harga LPG NPSO di Indonesia masih kompetitif jika dibandingkan dengan ASEAN lainnya yaitu sebesar Rp13.500/kg. Masih lebih murah jika dibandingkan negara lain.

"Per bulan Februari 2022, harga LPG di Vietnam sebesar Rp24.000/kg, Filipina sekitar Rp27.000/kg dan Singapura sebesar Rp32.000/kg. Untuk harga di Malaysia sebesar Rp6.500/kg dan Thailand Rp10.000/kg, memang lebih murah karena kebijakan subsidi yang di berikan di kedua negara tersebut," katanya.

Dia menambahkan, bahwa yang harus dinaikan adalah harga LPG NPSO, sementara untuk LPG 3 kg subsidi masih tetap sama sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) yang sudah ditentukan oleh pemerintah setempat.

Mamit juga mewanti-wanti, di tengah konflik yang terjadi antara Rusia dengan Ukraina saat ini akan mendorong kenaikan harga komoditas di pasar global seperti harga minyak dunia maupun harga acuan LPG CP Aramco dalam waktu dekat ini. Hal ini pastinya perlu diantisipasi untuk semua stakeholder dalam mengambil tindakan yang dianggap perlu.

Terkait dengan besaran kenaikan harga LPG non subsidi, Mamit meminta kepada Pertamina untuk tidak terlalu tinggi dan tetap mempertimbangkan kondisi ekonomi masyarakat.

"Saya kira kenaikan di Rp2.000 per kilogram masih bisa diterima oleh para pengguna LPG non subsidi, apalagi pengguna LPG non subsidi adalah masyarakat golongan menengah ke atas. Jadi tidak masalah dan tidak perlu ada gejolak terkait kenaikan harga LPG non subsidi ini," katanya.

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya