Atur Gas dan Rem Bangkitkan Ekonomi Pasca-Pandemi

Feby Novalius, Jurnalis
Jum'at 18 Maret 2022 15:32 WIB
Strategi Bangkitkan Ekonomi Pasca-Pandemi. (Foto: Okezone.com/Arif Juliantao)
Share :

JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan beragam strategi membangkitkan ekonomi akibat Covid-19.

Pemulihan Ekonomi Nasional yang menjadi strategi pemerintah secara komprehensif mencakup berbagai tatanan ekonomi masyarakat, mulai dari Jaring Pengaman Sosial, mendorong UMKM, penciptaan lapangan pekerjaan melalui reformasi struktural oleh Undang-Undang Cipta Kerja, hingga harmonisasi regulasi perpajakan sebagai bentuk transformasi dari sisi fiskal.

Airlangga lebih lanjut menjelaskan bahwa untuk pemulihan ekonomi post-pandemi, Pemerintah telah mempersiapkan sejumlah instrumen, mulai dari anggaran negara, proteksi sosial untuk masyarakat yang paling rentan terhadap economic shock yang diakibatkan oleh pandemi, seperti pekerja harian dan pekerja informal. Pemerintah juga melakukan reformasi sejumlah regulasi yang akan menciptakan sebuah ekosistem yang lebih kondusif bagi pelaku usaha, baik itu UMKM hingga ke korporasi.

Baca Juga: BLT PKL Cair Lagi, Menko Airlangga: Semoga Bantuan Ini Dimanfaatkan Sebaik-baiknya

“Anggaran penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional mencapai Rp695,2 triliun pada tahun 2020. Pada tahun 2021, anggaran ini kami tingkatkan menjadi Rp744,77 triliun, dan tahun 2022 dibudgetkan Rp455,62 triliun,” jelas Airlangga, Jumat (18/3/2022).

Airlangga menekankan, pendekatan penanganan Covid-19 yang diambil oleh Indonesia memang berbeda dengan negara lain.

“Sejak awal strategi kita tidak pernah menerapkan lock down ketat. Gas dan rem antara health interventions dengan ekonomi nasional prinsipnya harus seimbang. Karena Pemerintah telah mempertimbangkan struktur ekonomi dan tatanan sosial masyarakat Indonesia. Jadi tidak bisa kita tiru-tiru saja apa yang dilakukan oleh negara lain. Dan terbukti, strategi ini tepat adanya karena kita bisa lihat sekarang ini ekonomi Indonesia mulai kembali ke level sebelum pandemi lebih cepat dibanding yang diperkirakan banyak orang,” papar Airlangga.

Baca Juga: Pemulihan Ekonomi, Pemerintah Prioritaskan Dukungan ke UMKM dan Penciptaan Wirausahawan Muda

Berkat langkah-langkah tersebut, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2021 mencapai 3,69%, meningkat cukup pesat dibandingkan pertumbuhan ekonomi tahun 2020 yang terkontraksi 2,07%. Indikator-indikator ekonomi Indonesia juga terus menunjukan tren yang terus meningkat, mulai dari Neraca Pedagangan yang positif, stabilnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat, hingga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di pasar saham yang sempat menyentuh level tertingginya dalam 5 tahun terkahir di angka Rp6.992.

“Ke depan, diyakini tren positif pemulihan ekonomi Indonesia ini akan semakin kuat dengan adanya super cycle dari komoditas-komoditas primadona Indonesia. Dan prioritas utama Pemerintah akan terus mendukung pertumbuhan UMKM sebagai tulang punggung perekonomian nasional. Kita akan tingkatkan jumlah UMKM yang dapat naik kelas di Indonesia, termasuk menggenjot digital economy,” kata Airlangga.

Sementara itu, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menilai perubahan iklim dan bagaimana strategi Indonesia untuk melakukan dekarbonisasi dan pada saat yang bersamaan terus berkembang menjadi negara maju.

“Tantangan yang menanti kita post pandemi adalah perubahan iklim. Pertanyaan utamanya adalah bagaimana kita melakukan dekarbonisasi sambil terus meningkatkan pertumbuhan ekonomi menjadi negara maju yang membutuhkan energi dan elektrifikasi yang mencukupi,” kata Gita.

President Harvard Club of Indonesia Melli Darsa mengatakan, strategi pemulihan ekonomi nasional yang diambil oleh Pemerintah untuk bangkit dari economic shock yang diakibatkan oleh COVID-19 dinilai sudah ada dijalur yang tepat, sehingga hasilnya sudah mulai terlihat dan dirasakan oleh pelaku bisnis dan masyarakat.

“Transformasi Indonesia ke depan pasca pandemi harus menjadi ekosistem pembangunan yang kuat secara ekonomi tapi juga peduli ekologi, serta inklusif bagi seluruh komponen sosial masyarakat. Dan ini semua dimulai dari kita para Alumni melalui sharing knowledge kepada masyarakat luas. Kita harus menjadi think tank yang membantu pemerintah untuk menghadapi tantangan ke depan, apakah itu soal energi, emisi, ketersediaan hingga memastikan keamaan pangan,” kata Melli.

(Feby Novalius)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya