JAKARTA - Koperasi Merah Putih dinilai menjadi jawaban di tengah tantangan ekonomi Indonesia. Negara membutuhkan fondasi ekonomi yang kokoh, berkeadilan, dan berpihak pada rakyat. Koperasi ini bukan sekadar wadah transaksi, melainkan simbol demokrasi ekonomi yang menempatkan kepentingan bersama di atas kepentingan segelintir elit.
"Koperasi desa memiliki potensi sebagai sistem fiskal mikro yang mampu memperkuat ketahanan sosial-ekonomi lokal secara sistemik," kata Center for Banking Crisis (CBC), Achmad Deni Daruri, Kamis (18/12/2025).
Namun, stagnasi partisipasi generasi muda, distribusi SHU (Sisa Hasil Usaha) yang tidak adil, dan minimnya inovasi usaha menjadi tantangan utama. Terlebih lagi, dukungan dari Dewan Ekonomi Nasional (DEN) masih minim.
"Realitas hari ini menunjukkan koperasi masih berjalan di pinggir jalan pembangunan. DEN lebih banyak berorientasi pada kepentingan oligarki, sementara koperasi yang menjadi tulang punggung ekonomi rakyat justru tersisih," bebernya.
Akibatnya, potensi koperasi sebagai sistem fiskal mikro yang mampu memperkuat ketahanan desa dan komunitas tidak pernah benar-benar diwujudkan.