Menurutnya, salah satu penyebab panjangnya antrean kendaraan mengisi solar subsidi adalah karena selisih harga dengan nonsubsidi cukup tinggi hampir Rp8.000 per liter.
"Apalagi yang mengisi solar subsidi kemudian adalah truk pengangkut sawit yang harga jualnya sedang tinggi-tingginya saat ini, tapi malah ikut pula antre mengisi solar subsidi," ungkapnya.
BACA JUGA:Sopir Truk Antre Berjam-jam demi Solar, Ini Kata Pertamina
Soal danya kendaraan yang dinilai mengisi BBM subsidi namun tidak sesuai peruntukan ia menyampaikan akan dipasang spanduk di SPBU yang berisi nomor pengaduan ke Direskrim Polda Sumbar.
Serta jika satgas telah aktif maka bisa dilakukan pengawasan agar tidak ada lagi penjualan solar subsidi menggunakan jeriken.
"Walau solar tingkat kebakaran rendah dari premium tapi tetap tidak bisa ditoleransi ada yang menjualnya secara eceran apalagi dekat SPBU," pungkasnya.
(Zuhirna Wulan Dilla)