KOLOMBO - Dalam pidato khusus untuk negara di tengah krisis ekonomi yang sedang berlangsung dan protes besar-besaran yang menyerukan penggulingannya, Perdana Menteri Sri Lanka Mahinda Rajapaksa meminta orang-orang untuk tetap bersabar agar pemerintah dapat menyelesaikan situasi, Senin (11/4/2022).
"Setiap detik Anda memprotes di jalan, kami kehilangan dolar," tegasnya dikutip dari NDTV, Jumat (15/4/2022).
Dia pun seraya menambahkan bahwa setiap detik presiden dan pemerintah digunakan untuk menyelesaikan krisis ini.
BACA JUGA:Sri Lanka Bangkrut Gagal Bayar Utang Rp732 Triliun, Minta Warganya di Luar Negeri Kirim Uang
Rajapaksa juga menuduh bahwa para pengunjuk rasa menghina pahlawan perang Sri Lanka yang berperang melawan pemberontak Macan Pembebasan untuk Tamil Eelam (LTTE), dan meminta pemuda negara itu untuk berhenti dari penghinaan.
"Kami mengakhiri perang dengan LTTE untuk tidak menempatkan orang-orang di negara ini dalam status ini, kami membangun jalan raya untuk tidak membuat orang mengantri. Kami membangun pelabuhan bukan untuk menghentikan kapal minyak di pelabuhan kami. Sampai kami menemukan dolar untuk membayar mereka. Kami akan melakukan segala upaya untuk mengatasi krisis ini," jelasnya
"Saya dan keluarga saya telah menerima lebih banyak penghinaan daripada siapa pun, tetapi kami dibumbui dengan penghinaan seperti itu. Tetapi putra dan putriku tersayang, tolong jangan ganggu para pahlawan perang yang menyelamatkan negara kita dari terorisme," tambahnya.
Dia juga menggunakan kesempatan itu untuk memperkenalkan kembali subsidi pupuk kimia, yang dicabut tahun lalu, dalam upaya bencana yang membuat sektor pertanian Sri Lanka 100 persen organik.
"Ini bukan waktu yang tepat untuk memperkenalkan penggunaan pupuk karbon. Kami memutuskan untuk kembali menerapkan subsidi pupuk," katanya.
Dia menyebut meskipun semua partai yang diwakili di parlemen didesak untuk maju ke depan untuk menyelesaikan krisis di negara ini, tapi tidak ada yang berani.