Dalam sebuah pernyataan, pemerintah Sri Lanka pada awalnya membantah bahwa obat-obatan sudah habis, bahkan ketika para dokter sudah melaporkan masalah tersebut.
Sehari kemudian Departemen Penerangan Pemerintah mengeluarkan koreksi, mengakui ada kekurangan beberapa obat dan peralatan medis.
Sejumlah dokumen yang dilihat oleh BBC, wawancara-wawancara dengan serikat medis dan kesaksian dari para dokter garis depan mengungkapkan bahwa rumah sakit di seluruh negeri sangat membutuhkan berbagai obat dan peralatan yang menyelamatkan jiwa pasien.
Staf medis mengatakan ahwa krisis pasokan itu telah memaksa mereka untuk menangguhkan operasi yang tidak penting, ada pula yang menggunakan kembali atau menjatah beberapa peralatan.
Dr Nishan (bukan nama sebenarnya) bekerja di sebuah rumah sakit kanker di provinsi Timur.
"Dalam waktu dua minggu, kami mungkin harus menghentikan sebagian besar operasi dan hanya melakukan bedah darurat," katanya.
"Mungkin ada saatnya kita bahkan terpaksa berhenti merawat pasien kanker," dia memperingatkan.
(Feby Novalius)