Begini Cara RI Tingkatkan Populasi Sapi Perah hingga Jaga Pasokan Susu

Michelle Natalia, Jurnalis
Selasa 07 Juni 2022 21:06 WIB
Sapi perah. (Foto: Okezone)
Share :

Tak hanya itu, dengan menghubungkan antara peternak susu sapi koperasi sebagai offtaker produk, serta offtaker industri, KemenKopUKM mengombinasikan pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk UMKM maupun dengan perbankan.

Di mana porsi pembiayaan UMKM perbankan akan dinaikkan menjadi 30% pada 2024.

"Melalui cara ini, diharapkan dapat meningkatkan populasi sapi perah dan produksi susu dalam negeri," ucap Teten.

 BACA JUGA:Usahawan Muda Sukses Berbisnis Susu Berkualitas Ekspor

Peran koperasi sebagai offtaker pertama sambung Teten, guna memastikan produksi susu peternak mendapatkan kepastian pasar dan peternak dimungkinkan untuk mendapatkan harga yang lebih tinggi dari peningkatan kualitas susu yang disetor, serta meningkatnya transparansi yang akan meningkatkan kepercayaan peternak kepada koperasi.

Di sisi lain, Nestlé akan mendapatkan susu yang berkualitas berdasarkan standar yang ditetapkan sebelumnya.

Selain susu, pihaknya mendorong produk-produk lainnya yang dihasilkan koperasi dan UMKM dapat masuk ke dalam rantai pasok di sektor swasta.

"Sudah terbukti, pendampingan yang dilakukan Nestle kepada para peternak sapi, sangat berdampak positif baik bagi perusahaan dan para peternak," kata Teten.

Transfer teknologi dan skill manajemen, serta kepakaran lainnya dapat dilakukan perusahaan-perusahaan besar melalui program inkubasi dan pendampingan kepada koperasi dan UMKM.

"Kami percaya, dalam skala makro maupun mikro, kolaborasi pemerintah dan sektor swasta perlu dikembangkan, guna mengakselerasi pertumbuhan ekonomi. Khususnya dalam hal pemberdayaan koperasi dan UMKM," katanya.

Dalam kesempatan yang sama Menteri Teten juga mengunjungi Instalasi Boiler Biomassa milik Nestle.

Dia mengapresiasi acara Peresmian Perluasan Kapasitas Produksi dan Boiler Biomassa, sebagai upaya sektor swasta dalam mendukung pemerintah dalam penciptaan lapangan kerja, penggunaan bahan baku dalam negeri, dan komitmen dalam mengatasi permasalahan energi dan lingkungan Indonesia melalui pembangunan Biomass Boiler.

Menurut Teten, komitmen Nestle Indonesia sejalan dengan sustainable development goals (SDGs) dalam membantu lebih dari 50 juta anak hidup lebih sehat, membantu memperbaiki taraf hidup lebih dari 30 juta keluarga di berbagai kelompok masyarakat dalam ekosistem perusahaan tersebut, berupaya mencapai zero evironmental impact, sehingga menciptakan manfaat bersama.

"Isu perubahan iklim dunia yang menjadi concern Nestlé dapat terjawab dengan diresmikannya proyek boiler biomassa, yang merupakan energi alternatif dapat mengurangi misi gas rumah kaca mengubah sekam padi atau gabah menjadi energi. Hal ini dapat mengurangi penggunaan energi fosil yang sewaktu-waktu dapat habis," tutur Teten.

Tahun ini perusahaan itu akan mengikuti tema pencapaian Dairy Net Zero yang bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca oleh industri susu selama 30 tahun ke depan.

Tema tersebut juga menandai perlunya meningkatkan pengelolaan limbah di sektor susu, agar industri ini lebih berkelanjutan.

Sementara, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, hingga saat ini, Nestlé telah melakukan investasi di Indonesia lebih dari Rp4,6 triliun.

Diharapkan hal ini terus akan meningkat jumlahnya di Indonesia. Selain itu, penambahan kapasitas pabrik susu MILO, semakin meningkatkan pengolahan produk dalam negeri hingga 100 persen oleh Nestlé.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya