The Morning dalam laporan terbarunya serta Telegraph Inggris dalam laporan sebelumnya, mengutip kenaikan 30% dalam jumlah perempuan yang bergabung dengan industri seks di Ibu Kota Kolombo sejak Januari tahun ini.
Para wanita ini sebelumnya bekerja di industri tekstil. Kedua publikasi tersebut mengutip Stand Up Movement Lanka (SUML), kelompok advokasi pekerja seks terkemuka di negara itu, tentang fakta ini.
Baca Selengkapnya: Negara Krisis, Wanita Sri Lanka Rela Jual Diri Demi Sesuap Nasi
(Kurniasih Miftakhul Jannah)