JAKARTA - Kementerian BUMN mengungkap rencana sumber pendanaan Garuda Indonesia untuk memperoleh 120 pesawat hingga akhir 2022. Sebagiannya berasal dari Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp7,5 triliun.
Staf Khusus Menteri BUMN Erick menyebut PMN yang nantinya diterima emiten dengan kode saham GIAA itu sebagiannya akan dialokasikan untuk sewa pesawat. Dan sebagian lainnya untuk operasional perusahaan.
"Mengalokasikan (dana) dari teman-teman Garuda, pendanaan sebagian dari situ (PMN), pasti dari situ," ungkap Arya kepada wartawan, Senin (29/8/2022).
Selain mengandalkan dana suntikan negara, Arya memastikan anggaran sewa pesawat juga berasal dari investor luar negeri dan lokal. Hanya saja, hingga kini Kementerian BUMN masih mencari investor yang tepat bagi Garuda Indonesia.
"Itu kita cari investasi dari luar, bagaimana bisa kerja sama dengan airlines luar hingga lokal, Garuda, Citilink yang kerjakan, internasionalnya dari mereka, saling menguntungkan saja," kata dia.
Kementerian BUMN menargetkan jumlah armada pesawat milik PT Garuda Indonesia Tbk dan Citilink Indonesia naik signifikan.
Rencana penambahan jumlah armada pesawat tidak saja dilakukan Garuda Indonesia. Hingga akhir tahun ini, Citilink Indonesia juga akan menambah pesawatnya hingga mencapai jumlah yang sama dengan Garuda yakni 120.
Target tersebut disampaikan Menteri BUMN Erick Thohir kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan sejumlah Menteri Indonesia Maju saat rapat terbatas di Istana Negara.
Erick pun memastikan harga sewa pesawat baru milik Garuda dan Citilink sesuai dengan harga pasar.
"Tidak ada harga yang seperti sebelumnya yang terindikasi, bahkan sudah ada istilah tersangka untuk kasus korupsi untuk di Garuda," jelasnya.
Di lain sisi, dia menilai penambahan jumlah armada mampu meyeimbangkan atau menekan harga tiket pesawat yang saat ini tercatat mahal.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)