Kemudian, H.J. Heinz menguasai 65% saham perusahaan ABC Central Food Industry. Nama perusahaan pun yang semula PT ABC Central Food Industry berubah menjadi PT Heinz ABC Indonesia. Heinz Company yang berbasis di Amerika Serikat (AS). Nama perusahaan tersebut diambil dari nama pendirinya Henry John Heinz.
H.J. Heinz adalah produsen saus dan bahan makanan terbesar di dunia. Heinz yang didirikan pada 1869 telah memiliki 57 jenis produk dan menguasai 150 merk dan memasarkannya di 200 negara.
Di Indonesia, H.J. Heinz dikenal sebagai pemilik merek kecap, sirup dan saus ABC. Heinz mengakusisi ABC dari PT ABC Central Food Industry pada Februari 1999. Untuk membeli 65% saham ABC, Heinz merogoh kocek USD70 juta. Heinz pun menjadi induk usaha perusahaan kecap manis ABC, PT Heinz ABC Indonesia.
Selanjutnya, pada medio 2013, salah satu orang terkaya di dunia Warren Buffett mengakuisisi H.J Heinz, produsen saus dan bahan makanan senilai USD28 miliar atau sekitar Rp 270 triliun.
Melalui Berkshire Hathaway, Warren Buffett menggandeng 3G Capital dalam transaksi ini. Dua perusahaan itu membelanjakan dana masing-masing USD4,4 miliar. Kekurangannya ditomboki oleh pinjaman dari JPMoran Chase dan Wells Fargo.
Bekshire dan 3G membeli saham Heinz seharga USD60,48 per lembar, 20 persen di atas harga penutupan Wall Street pada 13 Februari 2013. Para pemegang saham Heinz pun bakal memperoleh dana tunai USD72,50 per lembar saham.
"Heinz sebagai merk paling terpandang dalam industri makanan," ujar Presiden dan Chief Executive Officer (CEO) Heinz, William R Johnson.
Sekadar informasi, Badan Pangan Singapura disebutkan melakukan penarikan tiga produk setelah SFA menemukan komponen alergen yang mana tidak disebutkan di dalamnya.
Produk Saus Sambal Ayam Goreng ABC disebutkan ternyata juga mengandung asam benzoat, yang mana ini tidak tercantum pada label kemasan makanan.
Baik tingkat sulfur dioksida dan asam benzoat yang terdeteksi berada dalam tingkat maksimum yang diizinkan dalam saus.
Terkait dengan adanya penemuan ini, pihak SFA telah memberitahu pihak importir untuk menarik produk yang dimaksud. Penarikan produk sendiri, diketahui berlangsung pada Selasa, 6 September lalu saat berita ini dirilis SFA ke publik.
Secara umum, alergen ini disebut memang tidak menimbulkan masalah keamanan pangan bagi konsumen. Tetapi, bisa mengakibatkan reaksi alergi pada orang-orang tertentu yang sensitif terhadap komponen tersebut.