"Misal harga pasar 10 saya berani beli 20, kemudian pindah tangan lagi ke spekukan harganya berbeda, sementara anggaran kita sudah disepakati, nah problem dengan APBN disitu," kata Hary.
"Hari ini kita menyepakati, misal saya beli lahan harganya 10, tetapi kan belum tentu kita pegang uangnya, nah baru nanti diajukan anggarannya, nah dalam proses kita mengajukan anggaran hingga mendapatkan persetujuan, itu membutuhkan waktu juga, nah ini kadang sudah di eksekusi oleh orang lain lagi (spekulan)," sambungnya.
Hary mengungkapkan memang banyak spekulan yang bermain lahan di kawasan IKN Nusantara, bukan hanya anatar masyarakat saja yang melakukan transaksi disana.
"Bahkan ada dari Bundes yang membeli, itu bagian dari spekulan, dengan asumsi pembebasan tanah melalui dia, tetapi dengan harga yang pada saat ini sudah melambung," pungkasnya.
(Taufik Fajar)