"Singapura kekurangan ayam, Indonesia yang bantu, ketika Malaysia tidak mau memberikan reserved daripada kebutuhan ayam," ucap Erick.
Menurutnya, Indonesia adalah negara yang memiliki kekayaan agrikultur dan kelautan.
Ini adalah sebuah potensi pertumbuhan industrialisasi yang belum digarap serius oleh pemerintah.
"Indonesia adalah negara yang memiliki kekayaan agrikultur. Kelautan yang hari ini kalau kita bicara industri kelautan itu baru 5 persen. Kalau kita lihat data-data daripada tren Vietnam, Filipina dari jenis perikanan, jangan-jangan juga ikannya dari Indonesia," tutur Erick.
Ketiga, demografi Indonesia yang didominasi usia produktif atau usia di bawa 40 tahun. Persentase usia produktif mencapai 54% dari total jumlah penduduk Indonesia.
Erick menilai dengan komposisi usia produktif tersebut, maka potensi industri kreatif bisa digarap secara maksimal. Baik itu makanan, olahraga, film, fashion, dan pariwisata.
Keempat, ekonomi digital Indonesia yang diperkirakan mampu memberikan kontribusi sebesar Rp4.500 triliun. Dan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara.
"Kalau kita lihat bagaimana potensi kita, kita ini merupakan negara ternama yang mempunyai startup yang ada di dunia. Kurang lebih Rp 2.300 triliun. Kita lihat di situ ada e-commerce, fintek, agriculture, heltec, media dll. Ini adalah potensi yang luar biasa," pungkasnya.
(Zuhirna Wulan Dilla)