Menko PMK: BPJS Kesehatan Harus Bisa Dijangkau Seluruh Masyarakat

Anggie Ariesta, Jurnalis
Kamis 20 Oktober 2022 07:51 WIB
Menko PMK soal BPJS Kesehatan. (Foto: MPI)
Share :

JAKARTA - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan membuktikan telah menjadi tumpuan masyarakat untuk mendapatkan layanan kesehatan yang terjangkau bahkan gratis.

Adapun jumlah peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) meningkat menjadi 246.464.342 jiwa atau kurang lebih 89,35% dari seluruh penduduk Indonesia menurut data terakhir pada 7 Oktober 2022.

Sementara pada segmen PBI (Penerima Bantuan Iuran) berjumlah 150,37 juta jiwa, yang terdiri dari 111,75 juta jiwa penduduk miskin pada segmen PBI APBN dan 38,62 Juta jiwa penduduk miskin pada segmen PBI APBD.

Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, akses pelayanan terhadap anggota BPJS dinilai masih belum maksimal dan dirasa masih timpang antara di kota dan desa.

 BACA JUGA:Status Penerima BSU Rp600.000 di BPJS Ketenagakerjaan dan SiapKerja Bisa Berbeda? Ini Jawaban Kemnaker

“Jika dana BPJS tidak terserap itu bukan karena kita untung atau pun karena mereka yang miskin tidak sakit, tapi karena secara spasial mereka tidak mendapatkan pelayanan kesehatan,” kata Menko PMK saat menjadi Keynote Speech dalam acara Pertemuan Nasional Fasilitas Kesehatan BPJS Kesehatan Tahun 2022, di Kantor BPJS Kesehatan Jakarta, Rabu (19/10/2022).

Oleh karena itu, selain mendorong masyarakat agar menjadi peserta BPJS dan PBI, BPJS Kesehatan juga harus menjaga loyalitas mereka dan memastikan pelayanan kesehatan bisa dijangkau seluruh lapisan serta wilayah.

“Kenyataannya memang tidak semudah yang dikatakan. Namun saya sangat mendukung langkah inovatif dan terobosan serta gagasan BPJS untuk memberikan pelayanan sebaik-baiknya,” tutur Muhadjir.

Menurutnya, semakin meningkat pelayanan kesehatan tanpa didukung dengan upaya pemerataan kualitas pelayanan, maka perbaikan dan peningkatan kualitas hanya akan dinikmati oleh sekelompok orang saja.

“Ini yang harus dipahami oleh setiap pemegang kebijakan, harus memiliki visi yaitu Indonesia sentris dengan segala seluk beluknya. Bukan Jakarta sentris,” ungkap Muhadjir.

Menko PMK menambahkan, BPJS Kesehatan merupakan ujung tombak kesehatan, pendidikan dan perlindungan sosial khususnya bagi mereka yang tidak beruntung secara sparsial maupun struktural.

Dalam menyelesaikan kendala ketimpangan di lapangan terutama di daerah, Menko mengimbau beberapa hal yang harus diperhatikan.

Di antaranya kuantitas pelayanan, kualitas pelayanan, akses pelayanan, dan relevansi antara faskes dan kebutuhan masyarakat.

“Kita harus ke lapangan langsung melihat kenyataannya untuk banyak belajar membaca fenomena yang belum berjalan dengan baik. Jangan segera puas dengan apa yang kita capai, kita harus terus bergerak menuju Indonesia Emas 2045,” jelas Menko PMK.

Sementara itu, Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Gufron berharap, agar seminar dan pertemuan nasional ini dapat meningkatkan komitmen mutu BPJS agar bisa menjamin aksesibilitas dan kualitas BPJS.

“Dengan kolaborasi dan inovasi dengan faskes yang berkualitas diupayakan BPJS akan semakin baik dan semakin dirasakan kehadirannya. Kami juga tentu sangat mengharapkan dukungan kementerian terkait untuk memajukan BPJS,” pungkasnya.

(Zuhirna Wulan Dilla)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya