JAKARTA - World Economic Forum (WEF) baru saja merilis data terbaru terkait total belanja hijab masyarakat Indonesia selama tahun 2022.
Adapun konsumsi hijab berada di angka 1,02 miliar jilbab per tahun dengan nilai transaksi mencapai sekira USD6,09 miliar atau setara Rp91,135 triliun.
Namun, berdasarkan data tersebut, hanya sebesar 25 persen jilbab yang dibeli masyarakat Indonesia diproduksi secara lokal.
BACA JUGA:Menteri Basuki Bakal Copot Anak Buah yang Nekat Belanja Impor
Terkait hal tersebut, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Republik Indonesia, Sandiaga Salahuddin Uno mengakui sektor ekonomi kreatif memberikan kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, antara lain sebesar 7,38% terhadap total perekonomian nasional dengan total PDB sekitar Rp852,24 Triliun.
Dari total kontribusi tersebut, sub-sektor kuliner, kriya dan fasyen memberikan kontribusi terbesar pada ekonomi kreatif.
Oleh karena itu, sub-sektor fesyen, khususnya produksi hijab harus terus dioptimalkan.
Tujuannya agar Indonesia menjadi juara di negeri sendiri.
"Kita harus merebut pasar dan jadi juara di negeri sendiri. Ini peluang usaha yang potensial dan mampu membuka lapangan kerja seluas-luasnya bagi masyarakat, jadi harus kita optimalkan," ungkap Sandiaga Uno.
Kemenparekraf, dipaparkannya terus menggenjot sektor ekonomi kreatif dengan meluncurkan berbagai program serta memberikan sejumlah kemudahan bagi para pelaku usaha ekonomi kreatif.