Sedangkan Eropa yang menerima bahan baku itu digunakan untuk membuat mobil.
“Eropa menjual mobil untuk mendapatkan banyak uang, sedangkan negara pemilik nikel hanya mendapatkan sedikit uang. Perdagangan dunia ini rusak,” kata Nas.
Kebijakan pemerintah Indonesia dalam menjalankan program hilirisasi nikel dapat mendorong perusahaan kendaraan listrik untuk membangun pabrik baterai di tanah air.
Dengan adanya program tersebut bisa mencetak lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan negara.
“Setiap mobil baru yang kamu beli akan membuat banyak negara jadi kaya. Seperti itulah perdagangan global seharusnya berjalan. Setiap baterai dibuat dengan nikel ini,” lanjutnya.
Sebagai informasi, program hilirisasi berhasil memberi hasil tambah bagi Indonesia.
Menurut Presiden Jokowi hilirisasi nikel berhasil menciptakan nilai tambah dari Rp18 triliun menjadi Rp320 triliun setelah hilirisasi.
(Zuhirna Wulan Dilla)