Kereta Api Argo Lawu: Sejarah, Rute dan Harga Tiket

JAKARTA - Mengulas sejarah Kereta Api Argo Lawu lengkap dengan rute dan harga tiketnya.

Kereta Api Argo Lawu pada tahun ini akan berusia 27 tahun sejak beroperasi pada 21 September 1996 lalu.

Persis namanya dengan salah satu gunung di Jawa Tengah, Kereta Api Argo Lawu punya rute stasiun Gambir ke Solo Balapan dengan total jarak tempuh 571 Km. 

Berdasarkan catatan Okezone, Rabu (22/2/2023) kereta api tersebut punya jadwal keberangkatan 1 kali setiap harinya.

Kereta api tersebut memiliki dua kelas yaitu Eksekutif dan Luxury, dengan 50 tempat dukuk disusun 2-2 untuk kelas eksekutif dan formasi kursi 1-2 untuk kelas luxury. 

Harga tiket masing-masing kelas Kereta Api Argo Lawu bervariasi, dari aplikasi pembelian tiket resmi kereta api, yakni KAI Access paling murahnya ada pada kelas eksekutif I yang dibanderol dengan harga Rp440 ribu, kemudian eksekutif H punya harga Rp475 ribu.

Sedangkam untuk kelas eksekutif A punya harga mulai Rp550 ribu, tiket eksekutif AA Rp595 ribu. Paling mahal ada di kelas Luxury H yang punya harga Rp1.250.000, dan Argo Lawu Luxury Ekskutif A dibanderol dengan harga Rp1.375.000.

 

Adapun fasilitas yang yang di dalam gerbong rangka kereta, meliputi lampu baca, toilet, alat pemadam api ringan, rem darurat, penyejuk udara, peredam suara, dan Wi-Fi.

Sedangkan untuk rute perjalanannya sendiri, kereta api Argo Lawu melayani Stasiun Gambir, Jatinegara, Cirebon, Purwokerto, Kutoarjo, Yogyakarta, Klaten, dan terakhir Solo Balapan.

Untuk waktu tempuh sendiri, dari Gambir ke Solo Balapan ditempuh dalam waktu 7 jam 4 menit. 

Keberangkatan dari stasiun Gambir biasanya dilakukan malam hari, dan sampai solo balapan dini hari. Sedangkan untuk keberangkatan dari Solo Balapan berlaku sebaliknya, berangkat Pagi Hari dan tiba di Jakarta sore hari.

Diketahui peluncuran kereta ini juga sebagai kado ulang tahun kemerdekaan Indonesia saat menginjak usia 51 tahun. 

Pada awal peluncurannya, kereta api Argo Lawu beroperasi menggunakan rangkaian kereta buatan PT INKA keluaran 1996 yang memiliki ciri khas, yaitu menggunakan pendingin udara dengan unit luar berbentuk trapesium, letak kaca yang lebih rendah, serta ukuran kereta yang lebih tinggi.

(Zuhirna Wulan Dilla)