JAKARTA – Hilirisasi nikel akan mendongkrak ekonomi daerah. Ekonom Josua Pardede menyebut, masa depan ekonomi Indonesia ada di Maluku Utara karena di sana ada industri hilirisasi nikel.
"Pertumbuhan ekonomi Maluku Utara pada tahun 2022 sebesar 23,4% adalah yang tertinggi di Indonesia dan menurut data itu didorong oleh industri hilirisasi nikel," kata Joshua, Selasa (11/4/2023).
Maluku Utara, kata dia, punya cadangan nikel yang bisa diolah menjadi bahan baku baterai mobil listrik untuk 73 tahun ke depan. Karena itu, wilayah ini bisa menjadi motor pertumbuhan ekonomi nasional dan menjadi rantai terpenting dalam industri otomotif berbasis listrik dunia.
Sebanyak 99,76% cadangan nikel Indonesia tersebar di wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua atau disebut Sulampua. Sampai dengan tahun 2021, kata Josua, total cadangan nikel Sulampua mencapai 4,6 miliar ton.
Dari sisi produksi, tahun 2021 produksi nikel Indonesia mencapai 1 juta ton atau tertinggi di dunia. Permintaan olahan nikel global diperkirakan mencapai 3,2 juta ton di tahun 2024, didorong oleh upaya pengurangan emisi melalui transisi energi yang lebih ramah lingkungan.
Sejalan dengan hal tersebut, lanjutnya produksi pertambangan nikel dunia diprakirakan mencapai 3,4 juta ton di tahun 2024. Adapun industri pengolahan nikel Indonesia diperkirakan menyumbang 1,4 juta ton lebih dari 40% produksi global.
Sepanjang periode 2017 sampai Triwulan I 2022, kontribusi Sulampua terhadap PMA Logam Dasar dan Barang Logam mencapai 80,8% atau US$ 22,1 miliar. Dari sisi PMDN, kontribusi Sulampua terhadap nasional mencapai 15,4% atau Rp 9,4 triliun.
Sejalan dengan investasi itu, industri pengolahan Maluku Utara tumbuh signifikan. Struktur ekonomi pun berubah dari sebelumnya didominasi oleh pertanian dan pertambangan menjadi industri pengolahan yang mengolah hasil tambang bijih mineral.
Peralihan dari sektor pertanian ke sektor industri pengolahan juga terlihat dari proporsi tenaga kerja sektor industri pengolahan yang terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
"Peralihan tenaga kerja yang menghasilkan output yang lebih tinggi mendorong produktivitas tenaga kerja serta jumlah pekerja di Malut," tambah Josua.
Namun pertumbuhan ekonomi yang salah satunya didorong industri hilirisasi nikel ini tidak bisa dilepaskan dari komitmen operasional tambang dan hilirisasi yang berkelanjutan dengan berperan aktif dalam perlindungan lingkungan.
Hal ini pun tidak luput dari perhatian Harita Nickel sebagai korporasi hilirisasi nikel di Maluku Utara yang terus berusaha menyeimbangkan kegiatan operasional berkelanjutan dan komitmen penuh dalam pengelolaan lingkungan.
Direktur HSE PT Trimegah Bangun Persada Tbk (PT TBP), Tony Gultom menyatakan, PT TBP melibatkan akademisi independen untuk turut mendukung kajian PT TBP dalam menjaga perairan di sekitar Pulau Obi, termasuk biota di dalamnya.
"Didukung dengan tim khusus pemantau laut, kami secara rutin melakukan pemantauan di laut sekitar wilayah operasional, termasuk dengan memanfaatkan alat ROV (Remotely Operated Vehicle) yakni kamera bawah laut yang mampu bergerak hingga kedalaman 300 meter di bawah permukaan laut," terang Tony.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)