JAKARTA - Elon Musk mengakui selama ini proses mengelola Twitter cukup menyakitkan dan seperti sebuah rollercoaster.
Dikutip BBC Indonesia, Kamis (13/4/2023) sang pengusaha miliarder itu juga mengungkapkan bahwa ia tertarik menjual perusahaan itu jika ada orang yang tepat ingin membelinya.
Musk, yang juga mendirikan perusahaan manufaktur mobil Tesla dan perusahaan roket SpaceX, membeli Twitter dengan harga USD44 miliar atau Rp654,6 triliun.
Wawancara singkat itu disiarkan langsung dari kantor Twitter di San Francisco dan disaksikan lebih dari tiga juta penonton.
Dia juga membela cara dia menjalani perusahaan itu.
Ketika ditanya apakah ia menyesal membeli Twitter, orang terkaya kedua di dunia itu mengatakan rasa sakitnya sangat tinggi, ini bukan sebuah pesta.
Saat ia membicarakan masa kepemimpinannya selama ini, Musk mengatakan Ini sama sekali tidak membosankan. Ini seperti sebuah rollercoaster.
Ia menambahkan bahwa selama ini “situasi sangat menegangkan dalam beberapa bulan terakhir", tetapi ia masih merasa bahwa membeli perusahaan adalah keputusan yang tepat.
Perusahaan berjalan “lumayan baik”, katanya. Ia mengeklaim penggunaan situs itu meningkat dan bahwa “situs itu berfungsi”.
Namun, beban kerjanya yang besar itu berarti ia “terkadang tidur di kantor”. Musk menambahkan bahwa dia memiliki tempat khusus di sofa yang letaknya dalam perpustakaan “yang tak pernah dikunjungi siapa-siapa”.
Ia juga membicarakan cuitan-cuitan dia yang menuai kontroversi, dengan mengatakan:
“Apakah saya pernah menembak diri di kaki karena cuitan saya beberapa kali ini? Iya.
“Saya pikir seharusnya saya jangan menulis cuitan setelah jam tiga pagi,” tambahnya.
Ketika ditanya mengenai keputusannya untuk menambahkan keterangan pada akun Twitter utama BBC yang menyebutnya sebagai media yang didanai pemerintah,
Musk berkata.“Saya tahu BBC biasanya tidak senang diberi label media pemerintah," katanya
Awal minggu ini, pihak BBC menghubungi raksasa media sosial itu terkait keterangan pada akun @BBC dan meminta agar masalah itu diselesaikan “secepatnya”.
“BBC adalah, dan selalu bekerja sebagai, lembaga independen. Kami didanai oleh masyarakat Inggris melalui biaya lisensi,” katanya.
(Taufik Fajar)