Dolar AS Perkasa, Harga Emas Turun Jadi USD2.019/Ounce

JAKARTA - Harga emas sedikit lebih rendah tertekan penguatan dolar AS di akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB). Penurunan ini memperpanjang kerugian dalam tiga hari berturut-turut ketika para investor menilai kembali ekspektasi mereka untuk penurunan suku bunga dari Federal Reserve.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange tergerus USD0,70 atau 0,03% menjadi USD2.019,80 per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di USD2.027,80 dan terendah di USD2.005,70.

Fed Fund berjangka menunjukkan bahwa pasar mengurangi ekspektasi dalam penurunan suku bunga tahun ini, dan sekarang memperkirakan hampir 92% peluang bank akan mempertahankan suku bunga stabil pada pertemuan Juni.

Dalam pidatonya di konferensi Bank Sentral Eropa di Frankfurt, Gubernur Federal Reserve Michelle Bowman mengatakan IHK (indeks harga konsumen) terbaru dan laporan ketenagakerjaan belum memberikan bukti yang konsisten bahwa inflasi sedang menurun.

"Saya akan terus memantau dengan cermat data yang masuk karena saya mempertimbangkan sikap kebijakan moneter yang tepat untuk pertemuan Juni kami," ujarnya, dikutip dari Antara, Sabtu (13/5/2023).

Namun demikian, emas masih mampu bertahan di atas level psikologis USD2.000 karena permintaan safe haven untuk logam kuning tetap relatif tinggi di tengah prospek ekonomi yang memburuk.

Sementara itu, data ekonomi yang dirilis Jumat (12/5) beragam. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa harga impor AS naik 0,4% pada April, menyusul penurunan 0,8% di bulan sebelumnya.