JAKARTA - Kasus serangan siber pada sistem PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) membuat heboh masyarakat. Pasalnya ada 15 juta data dan nasabah diklaim telah dicuri oleh kelompok peretas.
Atas perkembangan kasus tersebut, Menteri Keuangan (Menkeu) sekaligus Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) Sri Mulyani Indrawati pun buka suara.
"Untuk BSI, dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sudah menyampaikan laporan kepada forum KSSK mengenai situasi yang terjadi," ujar Sri dalam Press Statement: Kebijakan Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal Tahun 2024 di Jakarta, Jumat (19/5/2023).
Saat ini OJK bersama-sama dengan manajemen BSI terus melakukan pantauan terhadap dampak disrupsi pelayanan yang sudah kembali normal sekarang ini.
"Dan tentu untuk menjamin dan meyakinkan keamanan data maupun dana dari nasabahnya," ungkap Sri.
Sebagai informasi, pada Senin (8/5) lalu, kanal digital BSI, mulai dari ATM hingga aplikasi BSI Mobile tidak dapat digunakan. Pada kala itu, BSI menyampaikan sedang melakukan maintenance atau pemeliharaan. Kemudian pada Rabu (10/5), isu ransomware pun merebak.
Di hari Sabtu (13/5), geng Hacker ransomware, LockBit 3.0 mengklaim serangan terhadap BSI dan mengklaim telah mencuri 1,5 TB data pribadi dari server BSI. Mereka memberikan tenggat waktu hingga15 Mei 2023 untuk menebusnya, atau data akan dibocorkan.
Hingga Senin (15/5), layanan BSI masih mengalami pemulihan dan sebagian fitur sudah berjalan normal meski tenggat waktu dari LockBit sudah habis. Pada Selasa (16/5), LockBit 3.0 diduga menyebarkan data curiannya di dark web. Data yang dicuri mayoritas tertanggal 8 Mei 2023.
(Feby Novalius)