JAKARTA - Wali Kota Paris Anne Hidalgo membentuk komite untuk mempelajari apakah manusia bisa hidup berdampingan dengan tikus.
Hal ini pun mengejutkan karena Paris tidak hanya dikenal sebagai kota romantis, tetapi juga sebagai kota fashion yang melahirkan desainer serta brand-brand mewah dunia.
Tak hanya itu, mengutip data Ambafrance, Jumat (16/6/2023), Perancis menempati posisi ke-5 pada skala ekonomi global dan posisi ke-2 di Eropa dengan PDB 2033,7 milyar euro.
Posisi tersebut didukung kinerja beberapa sektor kegiatan yang merupakan simbol pengaruh Perancis di luar negeri. Menurut majalah Fortune yang membuat peringkat perusahaan berdasarkan besarnya omzet mereka, 32 perusahaan Perancis masuk dalam 500 perusahaan terbesar di tahun 2012.
Oleh karena itu, tak heran jika banyak orang yang menjadikan kota Paris di Prancis itu sebagai destinasi wisata impian mereka.
Namun, ternyata kota Paris tak seindah yang dibayangkan orang-orang. Pasalnya kota tersebut memiliki masalah dengan hewan pengerat sejak lama.
Wakil Wali Kota Paris Anne Souyrisyang bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat, mengatakan selama pertemuan dewan kota, pihaknya sedang mencari tahu sejauh mana manusia dan hewan pengerat dapat hidup bersama.
Souyris menjelaskan bahwa yang sedang dipelajari adalah sejauh mana manusia dan tikus dapat hidup bersama dengan cara yang “paling efisien dan pada saat yang sama memastikan hal itu tidak tertahankan bagi warga Paris.”
Meski tikus dianggap bisa menyebarkan penyakit, namun dia mngatakan bahwa tikus yang dibahas bukanlah tikus hitam yang sama yang membawa wabah, melainkan jenis tikus lain yang membawa penyakit seperti leptospirosis, penyakit bakteri.
Souyris juga menyoroti beberapa tindakan yang diambil oleh kota sebagai bagian dari rencana anti tikus tahun 2017, termasuk berinvestasi dalam ribuan tong sampah baru untuk "membuat tikus kembali ke bawah tanah".
Souyris kemudian mengatakan di Twitter bahwa tikus Paris tidak menimbulkan risiko kesehatan masyarakat yang "signifikan". Dia menambahkan bahwa dia meminta Dewan Tinggi Prancis untuk Kesehatan Masyarakat untuk mempertimbangkan perdebatan tersebut.
“Kami membutuhkan saran ilmiah, bukan siaran pers politik,” katanya.
Dia mengumumkan langkah tersebut sebagai tanggapan atas pertanyaan dari Geoffroy Boulard, Kepala arondisemen ke-17 Paris dan anggota partai Republik kanan-tengah.
(Feby Novalius)