Saham Warren Buffett Tergerus Gegara Harga Migas Turun

Sri Kurnia Ningsih, Jurnalis
Rabu 02 Agustus 2023 11:11 WIB
Saham Warren Buffett di Sektor Energi Turun. (Foto: Okezone.com/Reuters)
Share :

JAKARTA - Analisis memprediksi saham Warren Buffett di Occidental Petroleum (OXY) terkoreksi gegara harga minyak dan gas (migas) yang rendah di tahun ini akan. Tak hanya saham OXY, hal ini juga berdampak pada perusahaan energi lainnya.

Saham OXY turun tipis pada perdagangan Selasa pagi. Saham Warren Buffett turun 0,8% menjadi 62,64 dalam perdagangan pasar.

Sebagai informasi, Warren Buffett membeli saham Occidental Petroleum pada paruh pertama tahun ini. Aksi korporasi ini menjadikan sahamnya di perusahaan yang berbasis di Houston menjadi 25%.

Tidak hanya itu, Warren Buffett juga terus menambah investasi pada sektor minyak dan gas bumi melalui Berkshire Hathaway (BKRB). Berkshire memegang saham di raksasa energi Dow Jones Chevron (CVX).

Adapu pada perdagangan Selasa, saham CVX turun 0,8%. CVX dan ExxonMobil ( XOM ) melaporkan bahwa penjualan kuartal kedua turun sekitar 30% dengan keuntungan turun 50% dibandingkan tahun lalu. Demikian dilansir dari Investor’s Business Daily, Rabu (2/8/2023).

Analis memperkirakan Occidental Petroleum akan melaporkan laba turun 77% menjadi 72 sen per saham di kuartal II-2023. Sementara itu, Wall Street memperkirakan pendapatan turun 37% menjadi $6,7 miliar setara dengan Rp99.843.

Pada bulan Mei, saham Warren Buffett melewatkan pandangan pendapatan kuartal pertama karena harga minyak dan gas alam yang merosot membebani laba. Occidental Petroleum melaporkan pendapatan turun 13% menjadi $7,26 miliar setara dengan Rp108.188 di Q1. Penghasilan OXY merosot 48% menjadi $1,09 setara dengan Rp28.313 per saham.

Pendapatan sebelum pajak dari minyak dan gas alam turun 36% menjadi $1,6 miliar setara dengan Rp23.843 di Q1 karena penurunan harga minyak mentah dunia dan gas alam AS. Occidental Petroleum menghasilkan 1,22 juta barel setara minyak per hari pada kuartal pertama, naik 13% dari tahun lalu.

Namun, OXY menaikkan pedoman produksi setahun penuh menjadi rata-rata 1,195 juta barel setara minyak per hari. Eksekutif Occidental Petroleum sebelumnya memperkirakan produksi 2023 rata-rata 1,18 juta barel setara minyak per hari, mempertahankan produksi sebagian besar datar dibandingkan dengan 1,16 juta pada 2022.

Saat ini, minyak berjangka AS telah naik selama beberapa minggu, melampaui $80 setara dengan Rp1.174 per barel akhir pekan lalu untuk pertama kalinya sejak pertengahan April.

Minyak mentah berjangka AS turun tipis menjadi USD81,55 per barel pada hari Selasa. Pada hari Senin, minyak mentah naik 1,5% menjadi USD81,80 harga tertinggi sejak April. Minyak mentah AS melonjak 15,8% pada Juli, kenaikan bulanan terbaik sejak Januari 2022.

Pasar fokus pada pasokan global yang lebih ketat di tengah pemotongan yang dipimpin Saudi sementara harapan permintaan membaik. Kemungkinan resesi AS telah turun, sementara otoritas China baru-baru ini berjanji untuk meningkatkan stimulus, memperkuat prospek permintaan importir minyak mentah utama dunia.

Sementara itu, gas alam berjangka AS diperdagangkan sekitar USD2,55 per juta British thermal unit pada hari Selasa. Investor mengantisipasi rumah dan bisnis akan menggunakan lebih sedikit bahan bakar karena cuaca menjadi lebih dingin dalam dua minggu ke depan. Pembangkit gas alam yang menghasilkan listrik akan mengalami penurunan permintaan (seperti pembangkit listrik lainnya) karena berkurangnya penggunaan AC.

(Feby Novalius)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya