JAKARTA - Harga emas naik lagi pada akhir perdagangan Rabu. Kenaikan ini memperpanjang keuntungan dalam empat hari berturut-turut dan mencetak persentase kenaikan harian terbesar sepanjang bulan ini.
Harga emas naik dipicu penurunan dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah AS. Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange melonjak USD22,10 atau 1,15% menjadi USD1.948,10 per ounce.
Kenaikan beruntun ini menghentikan serangkaian penurunan dalam sembilan hari berturut-turut yang sebagian disebabkan oleh menguatnya dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah AS.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun turun 13 basis poin menjadi 4,1.94%. Langkah ini mengikuti data yang menunjukkan penurunan angka PMI AS.
Data ekonomi yang dirilis kemarin juga beragam. Indeks manajer pembelian (PMI) jasa-jasa AS awal dari S&P Global turun menjadi 51 pada Agustus dari 52,3 pada Juli atau meleset dari ekspektasi pasar sebesar 52,2. Hal ini mencerminkan ekspansi paling lambat di sektor jasa-jasa AS dalam enam bulan.
PMI manufaktur AS awal S&P dari Global juga turun menjadi 47 pada Agustus dari 49 pada Juli. Angka ini lebih buruk dari ekspektasi pasar sebesar 52.
Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa penjualan rumah baru di AS meningkat 4,4 persen pada Juli menjadi 714.000. Pemulihan penjualan rumah baru terus berlanjut selama lebih dari setahun.
Para analis pasar memperkirakan lingkungan perdagangan emas yang bearish untuk sisa tahun ini, memperkirakan harga emas diperdagangkan dalam kisaran USD1.850 hingga USD1.950, dengan potensi penurunan sebesar USD1.800.
Adapun harga logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September naik 94,20 sen atau 4,02% menjadi USD24,392 per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober meningkat USD12,70 atau 1,37% menjadi USD938,20 per ounce.
(Feby Novalius)