Lebih lanjut, Bendahara Negara menjelaskan pertemuan juga membahas taksonomi ASEAN yang merupakan instrumen penting untuk menarik investasi yang mendukung transisi di kawasan.
Maka itu, para menkeu dan gubernur bank sentral ASEAN menggarisbawahi pentingnya kesesuaian taksonomi ASEAN dengan taksonomi internasional lainnya. Hal itu bertujuan untuk memperoleh wawasan yang dapat digunakan untuk mengatasi tantangan-tantangan yang ada.
Pertemuan juga membahas isu pembiayaan risiko bencana yang berfokus pada upaya pelaksanaan pertukaran informasi, mempercepat penyelesaian dan penerapan standar prosedur dan pedoman yang telah disepakati serta meningkatkan kapasitas kita dalam menghadapi ancaman dan permasalahan terkini.
Selain itu, pertemuan juga menyoroti ASEAN Economic Community Blueprint 2025, yakni dengan melakukan evaluasi kemajuan, tantangan, dan pencapaian.
“Kami bertukar ide untuk mempercepat dan meningkatkan implementasi blueprint ini. Kami ingin blueprint ini kuat dan tetap relevan dengan perkembangan dan dinamika global saat ini,” jelasnya.
(Taufik Fajar)