JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa di tengah ketidakpastian ekonomi global, ASEAN berhasil membuktikan rata-rata pertumbuhan ekonominya konsisten meningkat dan menjadi penerima Foreign Direct Investment (FDI) terbesar ke-2 di dunia.
FDI ke ASEAN meningkat sebesar 5% sehingga mencapai USD224,2 miliar, ini tertinggi sepanjang sejarah ASEAN. Namun lanjut dia bahwa capaian yang cukup signifikan tersebut belum sepenuhnya dapat dinikmati penduduk ASEAN.
“Perlu digarisbawahi bahwa dari 60% FDI yang masuk ke ASEAN pada tahun 2022, hanya dinikmati oleh kurang dari 1% penduduk ASEAN,” ujar Bahlil dalam keterangan tertulisnya, Minggu (3/9/2023).
“Ke depan, ASEAN perlu lebih memupuk kolaborasi secara konkret dalam upaya promosi dan fasilitas investasi agar ASEAN betul-betul dapat menjadi satu komunitas yang kuat. Dalam pepatah Papua, sebatang lidi tidak mampu membersihkan kotoran, tetapi dengan seikat lidi jangankan daun, batu pun dapat digeserkan. Saya menginginkan ASEAN yang lebih kuat. Kita boleh berkompetisi tapi kita juga harus berkolaborasi. Ayo ASEAN kita lakukan kolaborasi,” tambahnya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal ASEAN, Kao Kim Hourn mengungkapkan bahwa kemajuan ASEAN terwujud karena adanya kolaborasi yang aktif terjalin antar negara-negara anggotanya.
Dia berharap agar forum investasi ini bisa menjadi wadah untuk para pemangku kepentingan bertukar pikiran dalam upaya mendorong pembangunan berkelanjutan di ASEAN.
“ASEAN merupakan salah satu penerima FDI terbesar di dunia, 17% FDI global mengalir ke ASEAN tahun lalu. Prospek ASEAN untuk jangka menengah tetap positif karena adanya gerakan diversifikasi rantai pasok global. Maka untuk memanfaatkan peluang tersebut, perlu mendorong rezim perdagangan yang terbuka. Saya harap forum investasi ini mampu menjadi wadah bertukar pikiran untuk bersama-sama mendorong pembangunan berkelanjutan di seluruh kawasan ASEAN,” jelas Kao.
(Taufik Fajar)