8 Fakta Mengerikan Dana Pensiun di 4 BUMN Dirampok

Hafizhuddin , Jurnalis
Minggu 08 Oktober 2023 08:01 WIB
Korupsi dana pensiun BUMN (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA – Di balik penyelewengan yang dilakukan 4 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terhadap dana pensiun (Dapen), terdapat fakta-fakta mengejutkan yang memutari fenomena tersebut.

Termasuk hasil penyelidikan yang menunjukkan bahwa 34 dari 48 BUMN pengelola Dapen memiliki arus kas yang tidak sehat, pengurus Dapen yang dinilai tidak memiliki keahlian yang mumpuni untuk mengisi jabatannya, hingga kerugian negara yang saat ini setidaknya sudah mencapai Rp300 miliar. 

Menteri BUMN, Erick Thohir, menyatakan perkara dapen bukanlah hal yang baru bagi BUMN. Menurutnya masalah itu sudah lama terjadi dan memang baru ditangani beberapa tahun terakhir ini. Jika persoalan tersebut tidak diselesaikan, maka dampak buruknya tidak akan hanya dirasakan bagi bisnis perusahaan saja, melainkan juga terhadap Indonesia sebagai negara yang membiayai.

Dirangkum Okezone, Minggu (8/10/2023), berikut 8 fakta mengerikan dana pensiun di 4 BUMN:

1. 70% Dana Pensiun BUMN Sakit

Berdasarkan hasil penyelidikan tim khusus yang dibentuk oleh BUMN, diketahui 34 dari 48 dana pensiun BUMN sakit, itu mencapai 70% dari keseluruhan dana pensiun BUMN yang dihitung.

"Ternyata dari 48 dana pensiun yang dikelola BUMN itu 70% sakit atau 34 (dapen) bisa dinyatakan tidak sehat," ujar Erick saat konferensi pers di gedung Kejaksaan Agung, Selasa lalu, 3 Oktober 2023.

Menurut pengakuan Erick, pembentukan tim khusus yang melibatkan Wakil Menteri, Sekretaris Kementerian BUMN dan Deputi Kementerian BUMN berawal dari kecurigaan indikasi penyelewengan dan kesalahan tata kelola dana investasi pensiunan karyawan BUMN.

Kementerian BUMN juga mengambil kesimpulan terkait masalah Dapen BUMN ini, salah satu penyebabnya adalah pengelolaan mekanisme investasinya dilakukan para pensiunan yang bukan ahli di bidangnya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya