JAKARTA - Presiden Direktur Lion Air Group, Daniel Putut kuncoro Adi menyatakan banyak permintaan kepada pihaknya untuk dapat menekankan biaya tiket pesawat.
Padahal lanjut dia, saat ini sejumlah komponen biaya operasional pesawat sedang dalam kondisi yang tidak baik. Misalnya harga avtur yang tinggi, sentimen nilai tukar rupiah serta biaya pajak yang diberikan kepada maskapai.
"Banyak sekali permintaan untuk dapat menekan harga tiket pesawat," katanya dalam diskusi di Jakarta, Rabu (1/11/2023).
Meski demikian Daniel mengatakan pihaknya bersama dengan sejumlah Kementerian terus melakukan perbaikan dalam industri aviasi. Hal ini dilakukan agar tiket pesawat dapat lebih terjangkau oleh masyarakat.
"Tetapi banyak hal yang kami dibimbing oleh bapak menteri untuk mengkolaborasikan ini terkait dengan bahan bakar ataupun mata uang dan juga biaya masuk ppn dan pph, larena industri tranportasi Maintenance, Repair, and overhaul (MRO) yang memerlukan kebijakan tersebut," katanya.
Adapun menanggapi hal tersebut, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan kondisi pesawat yang beroperasi di Inodnesia mengalami penurunan dan suku cadang dari pesawatnya terbatas. Hal ini juga yang menyebabkan tiket pesawat masih mahal.
"Di indonesia yangt adinya 650 pesawat sekarang tinggal 400 dan itulah yang terjadi apabila ke suatu tempat dan tempat yang lan kita kesulitan untuk melakukan penerbangan," kata Menhub.
Kemudian Menhub juga mengatakan bahwa permasalah harga Avtur yang terus mengalami kenaikan. Pasalnya kata Menhub, kondisi harga avtur akan sangat mempengaruhi harga tiket pesawat. Hal itu lantaran 40 persen biaya opersional pesawat yakni avtur.
"Jadi apabila avtur itu bisa turun dan sama seperti di Singapura maka itu bisa membantu. Terus yang lain ini bisa kita lakukan untuk menurunkan, kalo cost daripada aviasi ini menurun maka daya beli untuk membeli atau me leasing jadi lebih baik," katanya.
(Taufik Fajar)