MENU
Untuk Anda
Kanal
About Us
JAKARTA – Omzet pedagang pasar turun 50% gegara harga pangan mahal. Sejumlah pedagang di Pasar Cibubur Jakarta Timur mengeluhkan kenaikan harga beberapa komoditas sayuran yang berdampak terhadap omzet para pedagang.
Salah seorang pedagang sayuran bernama Sumidah (45) mengatakan, separuh pendapatannya turun hanya karena terkereknya harga sayuran terutama cabai rawit merah dan bawang merah.
"Berpengaruh banget kalau buat muter lagi juga nggak cukup. Penurunannya hampir separuh lah. Iya kurang lebih 50% omzetnya turun, jadi nggak bisa buat belanjaan lagi komplit," kata Sumidah kepada MPI saat ditemui di Pasar Cibubur, Jakarta Timur, Senin (6/11/2023).
Dia mengaku bahwa rata-rata hampir semua jenis sayuran yang ia jual mengalami kenaikan harga. Bahkan Sumidah pernah menutup tokonya selama dua pekan karena tak sanggup menghadapi kenaikan harga.
"Aku jualan lagi baru 3 hari ini, sempat libur karena mahal semua, saya libur mendingan libur saya, libur saya dua minggu pada libur semua, itu dagangan pada mahal," ungkapnya.
Pedagang lain bernama Enjum Sopian (67) menyebut omzetnya juga turut mengalami penurunan. Meski penurunannya tak sebesar yang dirasakan Sumidah, Enjum juga harus memutar otak agar dagangannya tidak merugi.
"Kira-kira antara 20%-an (penurunan omzet). Pasar sekarang gitu, haragnya mahal pembelinya menurun," ucap Enjum.
Enjum menjelaskan, kenaikan harga yang paling signifikan terjadi pada semua jenis cabai dan bawang merah. Cabai rawit merah ia jual di harga Rp100.000 per kilogram (kg) padahal harga normalnya berada di bawah Rp50.000.
Bawang merah super juga harganya naik ke level yang cukup tinggi, dari biasanya dijual Rp25.000 per kg, saat ini harganya mencapai Rp35.000 per kg.
"Harganya masih mahal, cabai rawit merah antara Rp90.000 - Rp100.000, cabai rawit ijo Rp70.000 - Rp80.000, cabai keriting merah antara Rp85.000 - Rp90.000. Bawang merah kemarin kita jual Rp25.000, sekarang sudah jual Rp35.000," jelasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)