Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Kramat Jati, Pedagang: Tidak Laku meski Murah

Muhammad Farhan , Jurnalis-Kamis, 25 April 2024 |17:20 WIB
Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Kramat Jati, Pedagang: Tidak Laku meski Murah
Pedagang Buah di Pasar Kramat Jati Buang Pepaya Puluhan Ton. (Foto: Okezone.com/MPI)
A
A
A

JAKARTA - Pedagang buah Pepaya di Pasar Induk Kramat Jati membuang stok dagangan hingga puluhan ton karena tidak laku dan membusuk. Meski harga jual Pepaya sudah diturunkan sampai 60%, minat daya beli masyarakat semakin menurun sejak sebelum memasuki hari raya Idul Fitri.

Salah satu penjual Pepaya di Pasar Kramat Jati, Inas (37) mengatakan, aksi membuang pepaya hingga puluhan ton dilakukan karena tidak ada sama sekali yang membeli buah dagangannya. Ia mengatakan para pedagang terpaksa membuang karena pepaya tersebut selain sudah membusuk, mereka kecewa sehingga membuang kondisi buah yang masih layak jual.

"Iya memang ada video viral kita membuang pepaya itu, soalnya tidak laku meski harganya sudah diturunkan jadi banyak yang terbuang," ujar Inas di lokasi, Kamis (25/4/2024).

Inas mengatakan para pedagang terpaksa menurunkan harga hingga 60 persen, yakni dari harga awal Rp8000 menjadi Rp3000 sampai Rp4000. Namun tetap saja, tidak ada yang membeli buah Pepaya dagangannya.

"Tidak ada yang belanja sama sekali. Kita buang itu kira-kira satu mobil bisa separuh lebih yang terbuang. Kita nombok selalu jadinya," jelas Inas.

Ia mengatakan, rata-rata usia Pepaya siap jual itu terhitung maksimal selama tiga hari sejak dibongkar dari Truk pemasok buah.

"Kadang turun tujuh ton Pepaya malamnya, pagi besok satu ton lebih sudah kematangan, jadinya terpaksa dibuang karena tidak laku," sambung Inas.

Inas mengungkapkan kondisi tidak lakunya Pepaya dimulai sejak dua minggu sebelum hari raya lebaran. Kondisi terparah yakni seminggu sebelum IdulFitri sampai saat ini.

"Jadi kita tidak punya untung sampai sekarang, ujung-ujungnya cuma balik modal tok. Itu juga sudah syukur," terang Inas.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement