JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai kawasan timur Indonesia memiliki potensi besar bagi industri pupuk. Oleh karena itu, sangat tepat dilakukan pembangunan Kawasan Industri Pupuk Fakfak di Distrik Arguni, Kabupaten Fakfak, Papua Barat.
"Sudah 40 tahun kita memiliki lima industri pupuk, semuanya berada di kawasan barat wilayah negara kita Indonesia, yang kawasan timur belum ada sama sekali," jelasnya, dikutip dari keterangan Kementerian ESDM, Jumat (24/11/2023).
Kepala Negara menilai, proyek industri pupuk ini menjadi bagian dari hilirisasi sektor energi dan sektor terkait lainnya yang bertujuan meningkatkan ekonomi wilayah dan memenuhi kebutuhan industri hilir.
"Oleh sebab itu setelah mendengar ada rencana ini untuk segera dieksekusi agar kawasan timur punya industri pupuk dan alasan dibangun disini karena dekat dengan suplai gasnya," tegas Jokowi.
Dirinya berharap, ke depan pasokan gas untuk Kawasan Industri Pupuk Fakfak akan dipasok dari Lapangan Gas Asap, Kido, Merah (AKM) yang segera akan segera dimulai pengembangannya di wilayah Teluk Bintuni, Papua Barat.
"Proyek AKM merupakan pendukung pengembangan petrokimia pertama di Indonesia Bagian Timur dengan suplai gas ke Pupuk Kaltim di Fakfak," ujar Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi di kesempatan terpisah.
Proyek AKM sendiri dioperasikan Genting Oil Kasuri Pte. Ltd. (GOKPL) sebagai operator di Wilayah Kerja Kasuri yang telah memperoleh persetujuan Revisi POD 1 pada tanggal Februari 2023 untuk mengembangkan Lapangan AKM, dengan reserve gas sebesar 2,6 TSCF. Proyek AKM sendiri akan memproduksi cadangan gas (Gross) sebesar 2.244,45 BSCF serta produksi kondensat sebesar 5,4 MMSTB. Total nilai investasi Proyek ini sebesar USD3,37 milyar.
Pengembangan Lapangan AKM ini diharapkan akan memberikan kontribusi secara langsung pada target produksi Nasional 1 juta barel di tahun 2030 dan penyerapan tenaga kerja lokal di Kabupaten Teluk Bintuni dan Fakfak pada masa konstruksi.
(Feby Novalius)