OIKN mencatat yang dirilis akhir 2023, telah menerima 328 dokumen komitmen awal untuk kerja sama (letter of intent/LoI), sekitar 55 persen investor domestik fokus pembangunan sektor sumbu kebangsaan Kota Nusantara.
Pengerjaan pembangunan ibu kota negara masa depan Indonesia yang dilakukan, menurut dia, fokus pada sektor ruang hijau, kelengkapan ekosistem sumbu kebangsaan, dan lembaga negara dengan pendanaan bukan berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (non-APBN).
Pembangunan Kota Nusantara sebagai kota pintar juga menarik minat penanam modal asing di antaranya dari negara Singapura, Jepang, Malaysia, China, Korea Selatan dan Amerika Serikat.
Sejumlah investor asing telah memberikan dokumen pernyataan komitmen awal untuk kerja sama, tetapi OIKN belum bisa menyebutkan besaran investasi karena baru dalam tahap pemberian dokumen komitmen awal untuk kerja sama.
Korea Selatan diharapkan dapat berkontribusi dalam pembangunan ibu kota negara baru Indonesia, salah satunya sektor pembangunan kota pintar.
Jepang, China dan Singapura, sudah menjadi rekan kerja sama investasi yang panjang dengan Indonesia, dan Malaysia secara geografis menempati wilayah yang sama dengan Kota Nusantara, sehingga memiliki kebutuhan, demikian Agung Wicaksono.
(Taufik Fajar)