JAKARTA - Informasi terkait beras saat ini masih menarik perhatian masyarakat. Pasalnya, akhir-akhir ini harga beras meningkat pesat di pasaran.
Hal tersebut membuat masyarakat terjepit karena selain harganya mahal, stok beras saat ini juga semakin menipis. Mengingat, sebentar lagi akan memasuki bulan Ramadhan.
Berdasarkan rangkuman Okezone, Sabtu (2/3/2024), berikut fakta-fakta mengenai beras di bulan puasa.
1. Harga Beras Mulai Turun
Perum Bulog mengklaim harga beras mulai mengalami penurunan. Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengklaim harga beras turun di kisaran Rp1.000 - Rp1.500 per kilogram (Kg). Penurunan ini terjadi di Pasar Johar Karawang.
Menurutnya, penurunan harga beras di kawasan tersebut setelah Bulog menggelontorkan 200-300 ton beras per harinya melalui Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) atau operasi pasar.
"Upaya yang kami lakukan dengan membanjiri beras SPHP di Pasar Johar Karawang ini cukup membuahkan hasil, dari pantauan kami di lapangan harga beras di sana sudah mulai turun sebesar Rp1.000 - Rp1.500 per kilo,” ujar Bayu, pada 26 Februari 2024.
2. Pergerakan Harga Beras di Pasar Induk Cipinang
Harga beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) mengalami peningkatan. Mengutip data terbaru dari PT Food Station Tjipinang Jaya, per hari Minggu, 25 Februari 2024, harga beras Cianjur Kepala per 24 Februari mencapai Rp19.657 yang merupakan harga tertinggi pada Februari 2024.
Dibandingkan pada 18 Februari 2024, harga beras Cianjur Kepala saat itu berada di level Rp19.100 per kg. Dengan kata lain, harga beras Cianjur Kepala telah mengalami kenaikan Rp557 per kg.
Selain itu, harga beras Cianjur Slyp pada 24 Februari 2024 juga mencapai level tertingginya, yakni Rp17.511. Harga ini mengalami kenaikan Rp167 dibandingkan dengan harga pada 18 Februari 2024 yakni Rp17.344 per kg.
Kemudian, harga beras setra ramos pada 24 Februari 2024 juga tercatat Rp16.429 per kg atau mengalami kenaikan Rp258 dari harga pada 19 Februari 2024 yakni Rp16.171 per kg.
Harga beras saigon pada 24 Februari 2024 sebesar Rp15.540 atau naik Rp70 dibandingkan harga pada 18 Februari 2024 yakni Rp15.470 per kg. Hal yang berbeda terjadi pada beras IR-64 II yang pada 24 Februari 2024 seharga Rp14.686 per kg atau mengalami penurunan Rp143 dibandingkan harga pada 18 Februari 2024 yang tercatat Rp14.829.
Terakhir, harga beras IR-64 III pada 24 Februari 2024 adalah Rp10.620 per kg, atau juga mengalami penurunan Rp50 dibandingkan 18 Februari 2024 yang kala itu mencapai Rp10.670 per kg.
3. Stok Beras Premium Masih Ada, Tetapi Mahal
Kepala Bagian Perdagangan Disdagin Depok, Sony Hendro mengatakan stok beras premium di pasaran masih ada. Meski demikian, harganya mengalami kenaikan di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).
“Beras premium dan medium di pasar tradisional tidak kosong, tersedia, tetapi memang harganya di atas HET,” kata Sony.
4. Stok Beras sebanyak 1,4 Juta Ton hingga bulan Juni
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan pasokan beras di Perum Bulog cukup memenuhi kebutuhan masyarakat. Saat ini stok beras masih ada 1,4 juta ton.
"Stok beras yang dikuasai Bulog saat ini ada sebanyak 1,4 juta ton dan sangat cukup untuk kebutuhan penyaluran bantuan pangan beras sampai dengan bulan Juni,” ujar Erick saat mendampingi Presiden Joko Widodo memberikan bansos beras di Sulawesi Selatan.
5. Surplus Beras meningkat di Bulan Maret
Erick juga menjelaskan, Indonesia mengalami surplus beras sebesar 3,5 juta ton saat panen raya tahun ini. Kelebihan pasokan pangan dasar itu disebabkan oleh tingkat produksi yang mulai meningkat.
Proyeksi surplus beras 3,5 juta ton berdasarkan data yang dikantongi pemerintah. Di mana, kapasitas produksi pada Maret tahun ini diperkirakan naik tajam.
“Kita lihat juga bagaimana juga di bulan Maret itu nanti produksi padi sangat meningkat, hampir surplus 3,5 juta, tadi data-data yang disampaikan. Tentu di masa-masa ini kita harus intervensi, tad saya pak Bayu, pak Arief rapat bersama pak Presiden," katanya.
6. Beras Bulog masih memanfaatkan CBP
Stok beras sebanyak 1,4 ton yang telah dibahas sebelumnya masih dalam kondisi aman. Hal tersebut membuat Bulog tetap memanfaatkan cadangan beras pemerintah (CBP) untuk Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dan bantuan sosial (bansos).
7. Penyebab Harga Mahal
Lebih lanjut, Sony ikut menjelaskan naiknya harga beras disebabkan karena produsen gabah yang juga menaikkan harga jual. Permasalahan ini, lanjutnya, kerap dibahas setiap rapat koordinasi nasional (rakornas) pengendalian inflasi daerah tingkat nasional.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)