JAKARTA - Bulan Ramadhan identik dengan bulan puasa. Waktu berbuka dengan takjil adalah hal yang paling dinanti bagi umat muslim, setelah seharian tidak makan dan minum.
Menu takjil yang paling banyak diminati adalah gorengan dan bumbu kacang sebagai pendamping yang sangat khas. Potensi cuan inilah yang ditangkap Reny Apriyanti.
Reny merupakan pedagang gorengan yang biasa berjualan di Jalan Wahid Hasyim, Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Adapun gorengan yang dijajakan adalah risoles, bakwan, tahu isi, lontong, pisang goreng dan martabak mini.
Selama bulan puasa, Reny pun mengubah wkatu berjualan. Jika pada hari biasa berdagang pada siang hari, namun pada bulan Ramadhan Reny membuka lapaknya menjadi sore hari.
Reny adalah nasabah Bank BRI di Kantor Cabang Menteng Kecil. Dia menjadi salah satu nasabah yang mendapat fasilitas QRIS BRI.
Menurutnya, fungsi Bank BRI dalam kegiatan berdagangnya memiliki peran yang sangat penting. Mulai dari berbelanja kebutuhan gorengan, seperti sayur mayur, tepung, minyak dan bumbu, juga sudah menggunakan fasilitas Bank BRI.
"Kalau pagi kan sudah ada suplier yang datang. Nanti naro tepung di sini, kacang, beras, dan daun pisang. Kadang saya bayarnya transfer kalau cashnya kurang," ujarnya.
Dia mengaku, semua bahan baku dipasok dari agen yang sudah langganannya. Namun khusus untuk materi pisang, diperlakukan khusus. Dia harus melihat langsung kondisi pisang yang ada dan kemudian memilihnya untuk bahan jualan.
"Kalau pisang enggak bisa kalau langsung ditaro. Jadi harus dilihat dulu kualitas pisangnya, kalau enggak bisa milih akan beda rasa dan tekstur hasilnya," ujar Reny.
Gorengan Diburu untuk Buka Puasa
Boleh dibilang, gorengan Reny adalah yang paling laris dibandingkan dengan lainnya. Bahkan sebelum bedug Magrib, gorengan sudah habis terjual.
"Satu hari tuh saya bisa menjual 300an picis gorengan," ujar Reny.
Pembeli gorengan Reny kebanyakan adalah para karyawan di wilayah Kebon Sirih. Sehingga sudah banyak yang menggunakan QRIS setiap membeli makanan di sekitar lokasi.
"Awalnya saya juga mikir gitu, emang ada ya orang yang mau bayar pake QRIS," ujar Reny.
Namun dia memberanikan diri dengan membuat QRIS, dibantu oleh petugas Bank BRI Menteng Kecil. "Saya harus verifikasi KTP Email. Gampang kok enggak ribet," ujarnya.
Setelah jadi, papan QRIS beserta mika pelapisnya pun dikirim oleh Bank BRI dan sudah bisa langsung bisa digunakan untuk pembayaran.
"Jadi aman, enggak perlu pegang uang tunai hasil jualan takjil. Semua sudah masuk catatan dari notifikasi Bank BRI," ucap Reny.
Selama Ramadhan, lanjutnya pembeli tidak langsung turun dari kantor ke lapaknya. Biasanya yang turun adalah para office boy (OB) atau sudah mau pulang kerja menuju stasiun.
"Selain OB adalah karyawan yang sudah bawa tas karena sudah jam pulang kerja di sore hari," ujarnya.
Dikarenakan pembeli adalah pegawai kantoran yang akan pulang, maka dibutuhkan kecepatan dalam melayani pembeli. Dengan adanya QRIS, Reny merasa sangat terbantu.
Selain sambil menyiapkan gorengan dan membungkusnya di plastik, Reny merasa tangannya tidak perlu bercampur antara uang dan gorengan.
Soal target pendapatan, kata Reny, dalam satu hari bisa mencapai Rp400 ribu-Rp500 ribu yang masuk ke rekening. Reny harus pandai menyimpan uangnya.'
Sebab kalau libur Lebaran Reny tidak berjualan sehingga tidak ada pemasukan. "Jadi uang hasil penjualan semua masuk di tabungan. Ngatur uangnya lebih enak," tutup Reny.
(Feby Novalius)