BALI - Oxo The Residences tengah menggarap proyek baru di Nuanu Bali. Segmen yang dibidik tidak hanya market internasional, tetapi juga domestik.
Proyek Oxo The Residences berupa vila premium dengan nilai pengembangan mencapai Rp500 miliar itu berlokasi di tepian pantai di Tabanan, Bali.
Founder dan CEO OXO Group Indonesia Johannes Weissenbaeck mengatakan, meskipun pasar internasional saat ini masih kuat dan didominasi oleh konsumen dari Singapura, Amerika Serikat, Australia dan Jepang, jelas Johannes, OXO Group menargetkan 80% pembeli domestik, sementara 20% dari mancanegara.
Terkait hal tersebut, Prisca Edwards CEO Investera Australia yang ditunjuk oleh OXO Group Indonesia untuk memimpin divisi penjualan dan pemasaran proyek OXO The Residences melihat, potensi yang sangat kuat dari calon pembeli dari Jakarta, Surabaya dan Medan, selain Bali sendiri.
“Bahkan jumlah Expression of Interest (EOI) atau tanda jadi yang kami terima sejak tanggal 23 April lalu telah melampaui target dan ekspektasi kami," jelasnya.
Berdasarkan data riset Knight Frank, Bali merupakan salah satu dari sepuluh destinasi pilihan investasi orang kaya sebagai rumah kedua. Riset ini juga menyebut bahwa pertumbuhan ekonomi di Bali mencapai 7,5% sejak tahun 2021, dengan rata-rata okupansi yang terus meningkat hingga mencapai 75%, membuat investasi di Bali sangat menarik.
Sementara Mordor Intelligence melaporkan bahwa pada tahun 2023, pasar properti residensial Indonesia bernilai sekitar USD67 miliar, dan diperkirakan pada tahun 2024 akan mencapai USD72 miliar, atau tumbuh sekitar hampir 8%. Di tahun 2029 bahkan diramalkan akan mencapai USD105,7 miliar.
“Setiap proyek hunian yang kami kerjakan harus memiliki standar internasional dan bisa diterima, bukan hanya oleh pasar domestik, namun juga pasar global,” ungkapnya.
(Dani Jumadil Akhir)