JAKARTA - Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Shadiq Akasya mengakui bahwa anak usahanya, PT Indofarma Tbk, terjerat pinjaman online alias pinjol. Hal ini diungkapkan di hadapan Komisi XI DPR RI saat rapat dengar pendapat (RDP).
Bahkan, Shadiq menyebut Holding BUMN Farmasi terkenal dengan pinjol saat ini. Pernyataan itu setelah Indofarma menjadi sorotan, lantaran perusahaan tidak hanya mengalami kesulitan keuangan hingga tidak sanggup bayar gaji karyawannya.
Namun juga sampai terjerat pinjol. Perkara pinjol yang menjerat Indofarma terungkap dalam rapat bersama dengan Komisi VI DPR RI beberapa waktu lalu.
“Kami dari Bio Farma sudah terkenal dengan pinjol begitu pak, mohon maaf,” ujar Shadiq Akasya sambari melemparkan tawa dikutip Rabu (3/7/2024).
Sayangnya, dalam forum kali ini Shadiq tidak memberikan penjelasan menyeluruh ihwal status salah satu anggota holding yang terjerat utang tersebut.
Kendati begitu, persoalan Indofarma sempat dibahas secara mendalam oleh Komisi VI DPR RI pekan lalu.
Saat itu, anggota DPR, Rieke Diah Pitaloka mengutarakan, masalah di dalam Indofarma yang mengakibatkan total kerugian sebesar Rp459,6 miliar. Kerugian tersebut diakibatkan karena adanya transaksi jual beli fiktif.
Rieke lantas mempertanyakan adanya permasalahan pinjol, apakah Indofarma melakukan pinjol atau dana dari Indofarma digunakan untuk pinjol?.
Usai mendengar jawaban Direktur Utama Indofarma, Yeliandriani yang hadir dalam rapat tersebut, Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu dibuat kaget dengan fakta yang didengarnya
Faktanya, Yeliandriani mengaku kalau perusahaan selama ini melakukan pinjol atas nama karyawan.
"Beberapa pertanyaan tentang Pinjol, perusahaan meminjam ke pinjol dengan meminjam nama karyawan," papar Yeliandriani.
Aksi peminjaman duit tersebut sudah dilakukan sejak 2022 lalu, yang menurut Yeliandri, sudah dilunasi. Namun, diketahui jika total kerugian utang pinjol ini mencapai Rp1,26 miliar. Pinjaman melalui fintech diungkap bukan untuk kepentingan perusahaan.
(Taufik Fajar)