JAKARTA - Harga emas dunia diprediksi tembus USD2.600 per ounce. Adapun satu troy ounce setara dengan 31,1 gram, dengan demikian bila di Rupiahkan per gram menjadi Rp1,25 juta.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, kenaikan harga emas dunia dipicu setidaknya empat faktor. Pertama, spekulasi penurunan suku bunga bank sentral Amerika Serikat atau The Fed. Kedua, momentum pilpres AS, ketiga perlambatan ekonomi, dan keempat kekhawatiran pecahnya perang dunia ke-3.
"Ada indikasi harga emas dunia dalam 2 hari mendekati level USD2.600, ini level yang cukup fantastis," ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (16/9/2024).
Lebih lanjut, Ibrahim menjelaskan spekulasi penurunan suku bunga The Fed membawa sentimen terhadap pergerakan harga emas dunia. Sebab penurunan suku bunga ini akan membuat dollar sedikit melemah dan membuat investor mengalihkan instrumen investasinya ke emas.
"Pasca data pengangguran AS yang dirilis, ada indikasi bahwa bank sentral kemungkinan menurunkan suku bunga hingga 50 bps," sambungnya.
Selain itu momentum Pilpres di AS juga menjadi sentimen terhadap pergerakan harga emas dunia. Menurutnya dengan kembali dicalonkannya Donald Trump sebagai Presiden AS, akan sangat berpengaruh terhadap pasar ketika Trump kembali terpilih menjadi pemimpin AS.
"Sering terjadi percobaan pembunuhan Trump, karena ada kemungkinan besar pilpres dimenangkan oleh Donald Trump, kita tahu dia anti Yahudi, sehingga pada saat menang, mungkin yang pertama diselesaikan konflik di Timur Tengah," kata Ibrahim.
"Kemudian Rusia - Ukraina, kemudian perang dagang antara perang dagang AS- Tiongkok, ketiga negara yang meninggalkan dollar akan mendapatkan denda 100%, sehingga kemungkinan investor kembali mengoleksi emas," tambahnya.
Lebih lanjut, Ibrahim memaparkan kondisi perlambatan ekonomi di China pasca persoalan gagal bayar obligasi properti juga menyeret dampak pada pelemahan ekonomi. Hal tersebut menurutnya dapat dilihat dari neraca perdagangan China yang sebelumya dirilis.
Neraca perdagangan Tiongkok sendiri dilaporkan sebesar USD84,6 juta pada bulan Juli 2024. Angka ini turun jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yaitu USD98,9 juta.
"Neraca perdagangan yang dirilis kemarin juga cukup jelek sekali, karena impor dan ekspor berkurang, ini menandadai ekonomi China sedang kontraksi," sambungnya.
Sentimen lain yang juga diperkirakan bakal mengerek harga emas dunia adalah kekhawatiran akan pecahnya perang dunia ke-3. Hal tersebut membuat banyak negara mulai banyak mengoleksi emas.
"China, Taiwan, Rusia, Timur Tengah, saat ini mereka melakukan pembelian besar besaran emas, karena kalau terjadi perang dunia mereka sudah punya cadangan," pungkasnya.
Sekedar informasi tambahan, mengutip data Refinitiv pada perdagangan Senin 16 September 2024 pukul 06.30, harga emas di pasar spot berada di level USD2.579,08 per troy ons, atau naik 0,10% dari posisi sebelumnya.
(Feby Novalius)