“ Pada Upacara Pembukaan, Presiden Jokowi menyatakan bahwa air untuk kesejahteraan bersama memang hanya dapat dicapai melalui kolaborasi seluruh pemangku kepentingan, sebagai kunci pelestarian air kita saat ini dan kesejahteraan bersama di masa depan. Indonesia tetap percaya bahwa setiap inisiatif harus meninggalkan jejak positif dalam komitmen kolektif untuk kemajuan bersama,” kata Menteri Basuki.
Dalam kesempatan ini, Menteri Basuki juga menyampaikan mengenai progres Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di sektor air. Menteri Basuki mengatakan dalam menjaga keamanan air, IKN mengadopsi konsep “ smart forest city” yang memastikan bahwa infrastruktur dibangun untuk menjaga keseimbangan antara pasokan air, permintaan, dan ketidakpastian yang ditimbulkan oleh bencana terkait iklim.
Di samping itu, IKN juga memiliki geografi yang unik, yang ditandai dengan kondisi topografi berbukit dan beralur kecil yang sangat bergantung pada curah hujan musiman. Sehingga, hal tersebut menghadirkan tantangan bagaimana memastikan cadangan air tersedia. IKN juga berdekatan dengan garis khatulistiwa, sehingga terdapat tantangan pengelolaan iklim mikro.
“ Untuk mengatasi hal ini, kami telah berhasil membangun 15 waduk kecil alami yang terintegrasi dan 4 embung di perbukitan hilir. Embung merupakan bangunan konservasi air, penyediaan air baku non-minum, estetika lanskap, ruang rekreasi masyarakat, dan ruang terbuka biru untuk menciptakan kelembapan dan menurunkan suhu sekitar. Daerah aliran sungai (DAS) ini dikelola melalui sistem operasi dan pemeliharaan yang cerdas,” tutur Menteri Basuki.
Dia menambahkan untuk menjamin kebutuhan air di Nusantara dan kota-kota sekitarnya, transfer lintas DAS dari DAS Mahakam juga sedang dirancang. Untuk mengatasi kesenjangan pasokan air minum di Indonesia, kami juga telah berhasil membangun fasilitas Sistem Penyediaan Air Minum di IKN. Sistem ini menyediakan air yang melampaui standar kualitas minimum, dan menawarkan air dengan kualitas lebih tinggi daripada air kemasan.