JAKARTA - Pembangunan Pelabuhan Patimban sudah dilakukan. Pelabuhan Patimban akan menjadi bagian penting dari upaya penurunan biaya logistik.
Namun, sampai saat ini Pelabuhan Patimban dinilai masih belum mampu mendorong tercapainya penurunan biaya logistik untuk Indonesia atau khususnya wilayah sekitar pelabuhan tersebut.
"Patimban itu, lokasinya kurang layak untuk dijadikan pelabuhan laut. Karena Pelabuhan Patimban itu berada di wilayah muara Sungai Cipunagara, yaitu salah satu sungai besar di wilayah Jawa Barat. Kenapa? Dengan panjang 147 kilometer dan melewati beberapa kota, dipastikan endapan yang masuk ke perairan Patimban akan banyak. Bisa berupa lumpur atau sampah. Dan ini jumlahnya besar. Apalagi masih ada beberapa muara sungai kecil yang juga membawa dampak endapan pendangkalan. Sehingga akan cepat terjadi sedimentasi di perairan pelabuhan tersebut," kata pengamat transportasi Bambang Haryo Soekartono di Jakarta, Senin (14/10/2024).
Kecepatan proses sedimentasi ini, lanjutnya, sangat berpengaruh pada kinerja pelabuhan, karena target Pelabuhan Patimban adalah pelabuhan internasional yang mampu menampung 7 juta teus per tahun. Artinya, apabila dihitung harian, akan ada 21 kapal dengan kapasitas 1.000 teus atau kapasitas pelabuhannya adalah 21 ribu teus per hari.
"Sedangkan kapal kapasitas 1.000 teus itu, butuh kedalaman di atas 10 meter. Sementara, dengan laju endapan yang terjadi saat ini, menyebabkan kedalaman perairan di sekitar dermaga tinggal 7 meter saja. Untuk itu, perlu pengerukan, yang mengakibatkan ekonomi biaya tinggi bagi pengelola pelabuhan. Ini biasanya akan dibebankan kepada konsumen pelayaran," ujarnya.
Dengan target 21 ribu teus per hari, panjang dermaga yang dibutuhkan adalah sekitar 4 kilometer, karena panjang kapal 1.000 teus adalah sekitar 200 meter per kapal. Sedangkan panjang dermaga Pelabuhan Patimban itu tidak lebih dari 800 meter.
"Pertanyaannya, bagaimana bisa menampung 21 ribu teus per hari, untuk target 7 juta teus per tahunnya," ujarnya.
Alasan kedua, lanjutnya, adalah Pelabuhan Patimban ini memiliki jarak cukup jauh dari pusat industri yang ada di Karawang, Bekasi, dan Tangerang. Yaitu sekitar 124 kilometer untuk Bekasi dan Karawang dan 171 kilometer untuk Tangerang.
"Sehingga jarak tempuh dengan mobil biasa itu sekitar 3-4 jam dan jika menggunakan truk itu bisa lebih lama yaitu 3 jam, sehingga ongkos logistik akan lebih mahal," ujarnya.