JAKARTA - Pada era pemerintahan Presiden Joko Widodo, Indonesia mencatat realisasi investasi sebesar Rp9.117 triliun, yang menunjukkan pertumbuhan signifikan dalam berbagai sektor ekonomi.
Menteri Investasi Rosan Roeslani menjabarkan, pada periode pertama Presiden Jokowi 2014-2019 total investasi yang masuk sebesar Rp3.294,3 triliun. Sedangkan pada periode kedua, 2019 - 2024 (triwulan III) total realisasi investasi tembus Rp5.823 triliun.
Berikut 5 fakta terkait investasi di era Jokowi yang paling diminati di Indonesia, Minggu (20/10/2024):
1. Sektor infrastruktur dan jasa
Menteri Investasi/Kepala BKPM melaporkan bahwa investasi terbesar selama 10 tahun terakhir masuk ke sektor infrastruktur dan jasa dengan nilai Rp3.665,1 triliun, melebihi sektor manufaktur yang mencapai Rp3.202,5 triliun, serta sektor primer sebesar Rp1.375 triliun.
Pada kuartal III 2024, realisasi investasi mencapai Rp431,48 triliun, dengan sektor infrastruktur dan jasa menjadi penyumbang terbesar.
2. Investasi di sektor manufaktur
Pertumbuhan sektor manufaktur mulai meningkat sejak program hilirisasi diluncurkan pemerintah pada 2020, dengan kenaikan sebesar 15,5% dalam 10 tahun terakhir.
Menurut Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan Perkasa Roeslani, meski sektor manufaktur tumbuh signifikan, sektor primer masih perlu didorong untuk lebih berkembang di masa mendatang.
3. Total investasi yang masuk ke Indonesia
Selama 10 tahun kepemimpinan Presiden Jokowi, total investasi yang masuk ke Indonesia mencapai Rp9.117,4 triliun. Pada periode pertama (2014-2019), investasi tercatat sebesar Rp3.294,3 triliun, sementara pada periode kedua (2019-2024 hingga kuartal III), total realisasi investasi mencapai Rp5.823 triliun,
4. Realisasi investasi
Menurut Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan Perkasa Roeslani, selama periode pertama kepemimpinan Presiden Jokowi, 2014-2019, mayoritas investasi yang masuk ke Indonesia masih terpusat di Pulau Jawa, dengan lebih dari 53% setiap tahunnya.
5. Serapan tenaga
Realisasi investasi selama 10 tahun terakhir telah berhasil menyerap 13.836.775 juta tenaga kerja. Ia menekankan pencapaian ini, terutama dalam hal penciptaan lapangan kerja dan kontribusi dari berbagai daerah di Indonesia.
(Feby Novalius)