JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bisa menembus level 8.000 selama perdagangan 2025. Pasar modal Indonesia tahun depan masih akan positif meski dihadapkan pada potensi perang dagang.
Head of Research & Chief Economist Mirae Asset, Rully Arya Wisnubroto menyampaikan, tahun ini volatilitas pasar saham Indonesia cukup besar dengan rekor tertinggi IHSG 7.905. Posisi itu mendekati prediksi Mirae Asset 7.915 untuk 2024, sebelum terkoreksi kembali, yang menunjukkan masih dipengaruhinya dinamika pasar oleh sentimen global dan domestik.
“Prediksi positif pasar modal domestik tersebut terutama didukung oleh kuatnya dua faktor makroekonomi dalam negeri yaitu inflasi yang stabil dan daya beli yang terjaga,” kata Rully, Minggu (8/12/2024).
Untuk inflasi Indonesia terus menunjukkan penurunan, didukung oleh stabilitas harga bahan makanan. Rully memperkirakan harga bahan makanan akan tetap stabil di tahun depan, selama tidak ada gangguan cuaca ekstrem yang dapat memengaruhi produksi pangan.
Rully menambahkan, dengan stabilnya harga bahan makanan, dampak kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) dari 11 persen menjadi 12 persen diperkirakan tidak signifikan, terutama karena bahan pokok dikecualikan dari kenaikan pajak tersebut.
Inflasi yang terkendali tersebut, lanjut Rully, dapat memengaruhi faktor daya beli sehingga masih tetap terjaga terutama pada sektor pangan yang akan menjadi pilar utama yang menopang daya beli masyarakat.
“Kami optimistis bahwa belanja masyarakat (belanja rumah tangga) akan tetap terjaga dan tumbuh stabil pada tahun mendatang,” ujar Rully.
Dengan dukungan inflasi terkendali yang diprediksi sebesar 2,8 persen pada 2025 dan faktor daya beli yang kuat, Rully memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan akan mencapai 5% dengan posisi suku bunga acuan 5,5 persen pada akhir tahun depan.
Dengan mempertimbangkan berbagai faktor makroekonomi tersebut, pasar modal Indonesia tetap memiliki prospek yang positif pada 2025. Kondisi global yang penuh tantangan diharapkan dapat dihadapi dengan kebijakan yang tepat dan sinergi dari seluruh pemangku kepentingan.
(Feby Novalius)