JAKARTA - Muhammadiyah mematangkan pembuatan bank syariah baru yang masih dalam kajian. Pembuatan bank syariah ini mengingat potensi bank syariah yang masih bisa berkembang ke depannya.
Ketua Umum Pengurus Pusat (Ketum PP) Muhammadiyah Haedar Nashir menyatakan, pihaknya memang merencanakan membuat bank syariah. Tapi sejauh ini pihaknya masih berkonsolidasi dengan salah satu bank syariah yang ada saat ini, supaya gagasan itu tetap baik.
"Kita harus mengkonsolidasikan supaya tetap berkolaborasi satu dengan bank syariah yang ada, kedua bikin bank itu perjalanan panjang," kata Haedar Nashir, saat kunjungannya ke Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Kamis (28/2/2025) dalam Rakornas Bidang Ekonomi PP Muhammadiyah.
Saat ditanya apakah pembentukan bank syariah itu dilakukan di tahun 2025 ini, Haedar Nashir menyebut masih belum pasti. Sebab ada beberapa pertimbangan yang dilakukan Muhammadiyah.
"Muhammadiyah perlu mempertimbangkan beberapa hal dalam memutuskan apakah akan membuat bank syariah atau tidak dalam jangka pendek. Sebab fokus untuk saat ini bagaimana pihaknya bisa menyejahterakan rakyat, dan berkolaborasi dengan pelaku UMKM," terangnya.
"Muhammadiyah sudah punya atau modal baik dalam hal permodalan jaringan, maupun sistem sumber daya manusia. Kita berharap jika Muhammadiyah sukses di bidang ekonomi, kita akan punya kontribusi besar untuk bangsa, karena bukan gerakan ekonomi konglemarasi. Tapi ekonomi kerakyatan, yang progresif, kita ini lebih maju," pungkasnya.
Sebagai informasi, hasil Muktamar Muhammadiyah di Makassar pada 2015 lalu dan Solo pada 2015 lalu salah satunya membahas mengenai pendirian bank syariah. Hal ini membuat bank syariah menjadi salah satu amanah yang diimplementasikan dari para muktamirin.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)