BEI Catat Transaksi Bursa Karbon Tembus 690.675 Ton hingga Kuartal I-2025

Cahya Puteri Abdi Rabbi, Jurnalis
Kamis 17 April 2025 17:33 WIB
BEI Catat Transaksi Bursa Karbon Tembus 690.675 Ton hingga Kuartal I-2025 (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat transaksi bursa karbon mencapai 690.675 ton CO2e unit karbon hingga kuartal I 2025. Jumlah ini melebihi jumlah total volume transaksi perdagangan karbon sepanjang tahun 2024 maupun sepanjang tahun 2023.

Capaian tersebut menjadikan bursa karbon Indonesia sebagai salah satu bursa karbon dengan jumlah transaksi terbesar di regional. Adapun pada tahun 2024, bursa karbon membukukan transaksi sebesar 413.764 ton CO2e, sedangkan pada tahun 2023 atau sejak beroperasi pada 26 September hingga akhir Desember, bursa karbon membukukan transaksi sebesar 494.254 ton CO2e.

1. Emisi Karbon

Sekretaris Perusahaan BEI, Kautsar Primadi Nurahmad menjelaskan, saat ini telah terdapat tujuh proyek pengurangan emisi berbasis teknologi yang diperjualbelikan, dengan jumlah available to be traded sebanyak 2.203.119 ton CO2e. Terdapat pula peningkatan Pengguna Jasa bursa karbon sebesar 22 persen menjadi 111 pengguna sepanjang kuartal pertama tahun 2025 ini. 

“Statistik tersebut secara umum memberikan optimisme pada prospek perdagangan karbon di Indonesia,” kata Kautsar dalam siaran pers pada Kamis (17/4/2025).

2. Perdagangan Internasional

Lebih lanjut, selama kuartal pertama tahun 2025, Bursa Karbon Indonesia mencatatkan pencapaian di berbagai aspek. Pada 20 Januari 2025, Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Republik Indonesia (KLH/BPLH), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan BEI meresmikan Perdagangan Internasional Perdana Unit Karbon Indonesia melalui IDXCarbon di Main Hall BEI. 

“Peresmian ini merupakan salah satu milestone penyelenggaraan perdagangan karbon di Indonesia, yang diharapkan dapat menjadi gerbang awal terciptanya kolaborasi untuk implementasi perdagangan karbon luar negeri,” ujar Kautsar.

 

3. Pengurangan Emisi

Dalam peluncuran tersebut, terdapat lima proyek pengurangan emisi yang berasal dari sektor energi dan memperoleh otorisasi untuk perdagangan internasional, yaitu pengoperasian Pembangkit Listrik Baru Berbahan Bakar Gas Bumi PLTGU Priok Blok 4, Konversi Dari Pembangkit Single Cycle Menjadi Combined Cycle (Add On) PLTGU Grati Blok 2, Pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Air Minihidro (PLTM) Gunung Wugul, Pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Gas Bumi Baru PLTGU PJB Muara Karang Blok 3, serta Konversi dari Pembangkit Single Cycle menjadi Combined Cycle Blok 2 PLN NP UP Muara Tawar.

Kautsar melanjutkan, dengan berkoordinasi bersama OJK dan Kementerian atau Lembaga terkait, terus mengembangkan ekosistem perdagangan karbon di Indonesia untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat perdagangan karbon di Asia maupun di dunia. 

“Bursa karbon Indonesia juga akan terus berupaya untuk mendorong likuiditas pasar karbon dari sisi demand dan supply, baik dari pasar domestik maupun internasional dan sesuai dengan kebijakan dan pengaturan pemerintah,” tutur Kautsar. 

Dengan menjalin kolaborasi bersama berbagai pemangku kepentingan, kata Kautsar, perdagangan karbon di Indonesia akan terus tumbuh dan semakin berkontribusi signifikan dalam mendukung pencapaian target penurunan emisi nasional. 

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya