Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia, mengapresiasi pencapaian ini dan menegaskan bahwa pencapaian peningkatan produksi ini merupakan contoh nyata bagaimana kolaborasi yang kuat antara pemerintah, BUMN, dan mitra internasional seperti ExxonMobil dapat menghasilkan dampak transformatif bagi sektor energi Indonesia.
Menurutnya, pencapaian ini terbilang cepat. Hanya dalam waktu delapan bulan, proyek tambahan produksi ini berhasil diselesaikan, sepuluh bulan lebih cepat dari jadwal awal.
Target kita 2029-2030 lifting kita harus 900.000 sampai 1 juta barel dan kami melaporkan 30.000 barrel per day yang ada sekarang ini kerjanya hanya 8 bulan dan maju lebih cepat 10 bulan daripada perencanaan," jelas Bahlil.
Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto, menyampaikan apresiasinya atas keberhasilan proyek pengeboran BUIC serta kolaborasi kuat yang mendukung pencapaian peningkatan produksi.
“Kami mengapresiasi ExxonMobil Cepu Limited atas keberhasilannya menyelesaikan proyek ini lebih cepat dari jadwal, serta atas koordinasi yang erat dengan pemerintah.
Keberhasilan ini mencerminkan meningkatnya kapabilitas hulu migas Indonesia dan komitmen bersama kita untuk meningkatkan produksi guna memenuhi kebutuhan energi nasional serta memperkuat ketahanan energi jangka panjang,” ujar Djoko.
Sementara itu, President ExxonMobil Indonesia, Wade Floyd, menegaskan bahwa pencapaian ini mencerminkan kekuatan kolaborasi dengan para mitra dan Pemerintah Indonesia, serta dedikasi luar biasa dari tenaga kerja Indonesia yang berbakat.
“Kami bangga dapat mendukung target energi Indonesia melalui proyek pengeboran BUIC, yang mencerminkan komitmen bersama terhadap keselamatan, inovasi, dan keunggulan operasional,” ucapnya.
(Taufik Fajar)