Listrik Prabayar dan Pascabayar, Mana yang Lebih Hemat?

Najwa Aulia Taufik, Jurnalis
Minggu 14 September 2025 18:30 WIB
Listrik Prabayar dan Pascabayar, Mana yang Lebih Hemat? (Foto: Okezone)
Share :

Listrik prabayar mulai diperkenalkan sekitar tahun 2008 melalui program Listrik Pintar. Sistem ini bekerja seperti isi ulang pulsa telepon, di mana pengguna membeli token dengan nominal tertentu dan memasukkannya ke dalam meteran. Keunggulan utamanya adalah pelanggan bisa lebih mudah mengatur pemakaian listrik sesuai kebutuhan dan anggaran. Namun, ada kekurangan yang cukup terasa, yaitu aliran listrik akan langsung terputus bila token habis sehingga bisa mengganggu aktivitas sehari-hari.

Berbeda dengan itu, listrik pascabayar sudah digunakan sejak lama sebelum adanya sistem prabayar. Dalam skema ini, PLN menghitung pemakaian melalui meteran dan mengirimkan tagihan setiap bulan. Kelebihannya, listrik tetap mengalir meskipun pembayaran belum dilakukan tepat waktu, sehingga pelanggan tidak khawatir listrik padam. Meski begitu, karena pemakaian tidak bisa dipantau secara langsung, pelanggan kerap baru menyadari jumlah tagihan setelah rekening listrik datang.

Jika dilihat dari sisi biaya, tidak ada perbedaan tarif antara kedua sistem ini. Misalnya, untuk pelanggan rumah tangga golongan R-1 dengan daya 900 VA, tarif yang dikenakan tetap Rp1.325 per kWh, baik pada sistem prabayar maupun pascabayar. Perbedaan utamanya hanya terletak pada model pembayaran dan cara pelanggan mengendalikan penggunaan listrik.

Berdasarkan penelitian, listrik prabayar sering kali dianggap lebih efisien karena pengguna bisa memantau konsumsi energi secara langsung di meteran. Data menunjukkan biaya listrik pascabayar cenderung lebih tinggi, yakni selisih sekitar 6,1 persen untuk daya 450 VA dan 2,7 persen untuk daya 900 VA dibandingkan prabayar. Meski demikian, pelanggan pascabayar tetap bisa menghemat dengan disiplin mencatat angka meteran, menghitung sendiri penggunaan kWh, serta membatasi pemakaian listrik yang tidak diperlukan.

Secara umum, listrik prabayar lebih cocok untuk pelanggan yang ingin mengontrol pengeluaran secara detail, sedangkan listrik pascabayar menawarkan kepraktisan karena listrik selalu tersedia tanpa harus membeli token. Pada akhirnya, pilihan sistem mana yang lebih hemat sangat bergantung pada kebiasaan dan pola konsumsi listrik masing-masing pengguna.

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya