Sejalan dengan itu, BI juga telah menempuh berbagai kebijakan ekspansif. Sepanjang September 2024–September 2025, BI memangkas BI Rate sebanyak enam kali hingga berada di level 4,75 persen.
Selain suku bunga, BI memperlonggar likuiditas dengan menurunkan posisi instrumen moneter SRBI dari Rp916,97 triliun pada awal 2025 menjadi Rp716,62 triliun per 15 September 2025.
Di sisi lain, BI juga aktif membeli Surat Berharga Negara (SBN) sebagai bentuk sinergi dengan pemerintah. Hingga 16 September 2025, pembelian SBN mencapai Rp217,10 triliun, termasuk melalui pasar sekunder dan program debt switching senilai Rp160,07 triliun.
“Semua kami lakukan dengan asas-asas dan prinsip kebijakan monoter yang prudent dan terukur. Inflasi rendah, rupiah stabil, dan perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi dalam sinergitas itu,” jelasnya.
(Dani Jumadil Akhir)