Sementara itu, akses Aceh Utara–Bener Meriah baru bisa ditembus hingga kilometer 60 dan masih menyisakan sekitar 22 kilometer jalan yang harus dibersihkan dari material longsor. Kondisi ini menyebabkan suplai logistik dan energi sangat bergantung pada moda udara.
Abdul menegaskan bahwa tersedianya BBM di dua kabupaten tersebut akan mempercepat berbagai operasi tanggap darurat, termasuk mobilitas kendaraan tim SAR gabungan, alat berat yang membersihkan material banjir dan longsor, distribusi logistik menuju kantong-kantong pengungsian, serta aktivitas warga yang masih bergantung pada transportasi darat jarak pendek.
“Ini akan sangat membantu mobilitas tim gabungan di lapangan maupun masyarakat,” tegas Abdil.
BNPB Intensifkan Distribusi Logistik ke Aceh
Selain pengiriman BBM, BNPB juga mencatat peningkatan sortie udara untuk bantuan logistik di berbagai titik Aceh. Dalam sehari, sejumlah helikopter BNPB, TNI, dan Basarnas menjangkau desa-desa terdampak seperti Bergang, Lut Jaya, Musara Alur, hingga Gunci di Aceh Utara.
Tim gabungan juga terus menargetkan wilayah yang sulit diakses, memastikan bantuan permakanan, obat-obatan, selimut, susu, hingga kebutuhan bayi dapat didistribusikan secara merata.
Meskipun cuaca sempat diguyur hujan dengan intensitas sedang selama dua jam pada siang hari, BNPB menyatakan bahwa kondisi tersebut tidak menghambat distribusi logistik secara keseluruhan.
Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) yang sudah berlangsung sejak 28 November akan tetap dilanjutkan untuk menjaga kondisi cuaca tetap kondusif bagi pembukaan akses darat, pemasangan jembatan darurat, operasi pencarian dan pertolongan, serta pembersihan material banjir dan longsor.
Dengan distribusi BBM yang sudah tiba di dua kabupaten kunci serta berjalannya pembukaan akses jalan dan pembangunan jembatan darurat, BNPB menegaskan bahwa kondisi lapangan bergerak ke arah yang lebih baik.
(Taufik Fajar)