Jasa Angkasa Targetkan Relisting Tahun Ini
JAKARTA - Perusahaan jasa di bidang penerbangan (ground handling services), PT Jasa Angkasa Semesta (PT JAS) menargetkan untuk mencatatkan kembali saham mereka (relisting) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun ini.
"Kami menargetkan relisting di BEI, yang kami harap dapat terlaksana pada tahun ini," ujar Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan PT JAS Ardjuna Sitorus dalam konferensi pers di Dapur Sunda, Pasific Place, Jakarta, Selasa (8/6/2010).
Sayangnya, perusahaan yang dulu tercatat di Bursa Efek Surabaya (BES) dengan kode emiten JASS ini tidak menyebutkan berapa banyak jumlah saham yang akan dilempar ke publik.
Dirinya hanya menyebutkan jika pihaknya menargetkan laba bersihnya bakal tumbuh sebesar 10 persen pada 2010 ini. Sayangnya dia tidak menyebutkan berapa laba yang dicatatkannya pada 2009 lalu. "Tapi pendapatan kita tahun lalu mencapai Rp570 miliar," ungkap dia.
Sekadar gambaran, Jasa Angkasa resmi delisting pada 1 Desember 2009. Hal ini dikarenakan perusahaan tak kunjung melakukan initial public offering (IPO). Lalu, bursa memberi waktu selama enam bulan dari tanggal delisting tersebut untuk perusahaan melakukan relisting.
Jasa Angkasa adalah salah satu emiten eks PT Bursa Efek Surabaya (BES). Otoritas bursa sebelumnya mengimbau emiten eks BES yang belum melakukan IPO saham untuk segera menjalankan aksi korporasi tersebut.
Berdasarkan aturan bursa, emiten dari BES yang belum melakukan penawaran umum perdana memiliki waktu dua tahun untuk menyesuaikan ketentuan BEI tersebut.
Direktur BEI Eddy Sugito beberapa waktu lalu mengatakan, sejak awal otoritas bursa sudah menegaskan kepada emiten BES untuk menyebarkan sahamnya ke publik. Hal itu bisa dilakukan melalui jalur IPO atau penawaran umum kedua (secondary public offering). "Mereka (emiten BES) harus melakukan itu," kata Eddy waktu itu.
Sebelumnya, emiten dari BES tidak diwajibkan melakukan penawaran umum perdana ketika mencatatkan sahamnya. Namun, sejak penggabungan antara PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan BES menjadi BEI, peraturan itu disesuaikan.
(Widi Agustian)
