Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

2013, RNI Berencana Bangun Pabrik CPO

Iwan Supriyatna , Jurnalis-Kamis, 08 November 2012 |16:22 WIB
 2013, RNI Berencana Bangun Pabrik CPO
Ilustrasi. (Foto: Situs PU)
A
A
A

JAKARTA - PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) berencana memperbaiki kinerja sektor bisnis CPO dan karet. Karenanya, RNI mempersiapkan untuk masuk ke sektor hilir dengan menyiapkan pabrik minyak goreng di Gempol.

Direktur Utama RNI Ismet Hasan Putro mengatakan pembangunan itu dalam rangka meningkatkan added value pada hasil bahan baku yang diproduksi oleh PT Laskar Astra Kartika, dan PT Mitra ogan. Menurutnya, saat ini pembangunan tersebut sedang memasuki tahap feasibility study (FS).

"Kan harus izin ke komisaris, pemegang saham, masukkan RKAP. Begitu itu selesai running, kita baru akan jalan. Kita berharap 2013 akhir atau 2014 sudah bisa produksi," ungkap dia, kala ditemui di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (8/11/2012).

Menurut dia, untuk membangun pabrik ini diperlukan dana sekira Rp75 miliar. Dia melanjutkan, minimnya dana tersebut, lantaran pabrik ini baru percobaan saja.

"Kita bikin relatif kecil karena kita enggak mau buat yang besar, ternyata kalau penyerapan pasar tidak maksimal. kita mulai dari kapasitas yang kecil, kita berharap per hari 20 ton untuk tahap awal," kata dia.

Dia menargetkan, pembangunan ini dapat rampung 8-12 bulan. Menurut dia, pabrik tersebut dibangun lantaran aset milik RNI di kawasan Gempol tersebut tidak produktif.

"Tidak maksimal karena hanya menghasilkan bahan spiritus yang daya serap kecil, kita ekspor Belanda dan Jepang. Saya sadari market susah diperbesar, maka saya diversifikasi usaha dengan mengganti dengan pabrik minyak goreng, jauh lebih produktif dan kebutuhan pasar lebih besar.

Lebih jauh dia mengungkapkan, dana yang akan digunakan yakni internal sebsar 30 persen, dan dari perbankan sebsar 70 persen. Ismet menambahkan, perbankan yang siap mengucuri adalah bank BRI.

"Kesepakatan belum tapi pembicaraan sudah kita lakukan. Karena sebelumnya kita sudah melakukan kerjasama untuk pengembangan lahan sawit mitra Ogan, 10 ribu hektar dibackup BRI Rp900 miliar. Kemudian pengembangan 16 ribu hektar dibackup Rp850 miliar. Untuk masuk ke fase hilir kita kembali menggandeng BRI untuk pendanaan," tutup dia.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement