Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Riau Pulp Tingkatkan Komitmen Dalam Pengelolaan Hutan

Banda Haruddin Tanjung , Jurnalis-Rabu, 29 Januari 2014 |21:06 WIB
Riau Pulp Tingkatkan Komitmen Dalam Pengelolaan Hutan
Ilustrasi. (Foto:Marieska/Okezone)
A
A
A

PEKANBARU - Asia Pasific Resources International Limited (APRIL) yang mengoperasikan PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) di Riau meningkatkan komitmen pengelolaan hutan lestari ke level yang lebih tinggi. Ini dilakukan untuk memastikan seluruh bahan baku kayu yang dimanfaatkan berasal dari hutan tanaman yang berkelanjutan.

Untuk memantau implementasi komitmen produsen bubur kayu dan kertas terbesar nomor dua di Asia itu, akan dibentuk komite penasehat para pihak independen yang melibatkan stakeholder kunci, termasuk organisasi lingkungan WWF. Komite tersebut nantinya akan menunjuk auditor untuk melakukan verifikasi dan melaporkan perkembangan komitmen APRIL.

"Kebijakan ini melampaui komitmen yang pernah kami buat sebelumnya. Keberadaan komite penasehat para pihak independen akan memastikan kebijakan tersebut dilaksanakan secara transparan," kata Presiden APRIL Praveen Singhavi pada peluncuran peningkatan komitmen APRIL, Pekanbaru, Rabu (29/1/2014).

Dalam peluncuran tersebut dihadiri Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan. Peningkatan komitmen APRIL juga mendapat dukungan dari Duta Besar Norwegia untuk Indonesia, Stig Traavik.

Dengan komitmen yang diperbaharui, maka APRIL akan melakukan moratorium pengembangan hutan tanaman pada lahan yang kajian hutan bernilai konservasi tinggi (High Conservation Value Forest/HCVF)-nya belum selesai.

APRIL juga memastikan pengembangan hutan tanaman baru akan selesai pada Desember 2014. Hal itu memastikan pada 2019 seluruh bahan baku kayu akan berasal dari tanaman.

Selain itu, APRIL juga akan menaikkan dua kali lipat program restorasi hutan yang kini dijalankan menjadi 40.000 hektare. Bukan itu saja, APRIL pun mengupayakan areal konservasi yang setara dengan luas hutan tanamannya.

Menhut Zulkifli Hasan menyatakan pihaknya mendukung komitmen APRIL yang selama ini telah melakukan praktik terbaik pengelolaan hutan tanaman dan melakukan kajian HCVF sejak tahun 2005.

Menhut juga mendorong APRIL untuk terus mengembangkan kemitraan baik dengan masyarakat maupun dengan institusi lain, termasuk organisasi lingkungan, yang peduli dengan pengembangan hutan tanaman di Indonesia .

Menhut pun mengundang investor lain untuk ikut berinvestasi dalam menanam hutan secara lestari, bukan hanya untuk industri pulp dan kertas tapi juga untuk industri berbasis kayu lainnya.

Dalam pernyataan terpisah, Dubes Norwegia untuk Indonesia Stig Traavig menyatakan keterlibatan masyarakat memastikan integritas kebijakan APRIL. “Keterbukaan dan pemantauan independen adalah kunci agar kebijakan APRIL berhasil,” katanya.

Norwegia adalah negara pelopor yang menyerukan perlindungan hutan sebagai upaya untuk menekan emisi gas rumah kaca secara global. Menurut Stig, sektor privat memainkan peran penting untuk berkontribusi merealisasikan target Indonesia untuk mengurangi emisi dari deforestasi sebanyak 80 persen pada tahun 2020.

(Fakhri Rezy)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement