Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

BI Akui Pilpres Sebabkan Rupiah Tertekan

Kurniasih Miftakhul Jannah , Jurnalis-Jum'at, 27 Juni 2014 |14:56 WIB
  BI Akui Pilpres Sebabkan Rupiah Tertekan
Ilustrasi pemilu. (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Pesta demokrasi yang sebentar lagi akan digelar di Indonesia ternyata sedikit berdampak pada pelemahan Rupiah. Meskipun begitu, Bank Indonesia (BI) menilai bahwa pengaruh politik hanya bersifat sementara.

"Saat ini sedang ada Pilpres, waktu Maret-April-Mei capital inflow cukup besar dari awal tahun sampai Mei sekitar Rp130 triliun, Pasar tentu mengharap Pilpres berjalan baik," ucap Deputi Gubernur Senior (DGS) BI, Mirza Adityaswara, Jumat (27/6/2014).

Mirza mengatakan, sebenarnya yang harus diperhatikan adalah perbaikan fundamental ekonomi. Seperti, stabilitas politik, dan stabilitas kemanan yang harus tetap terjaga dengan baik.

"Kemudian pemimpin terpilih tentunya diyakini melanjutkan reformasi ekonomi, melanjutkan reformasi hukum dan reformasi birokrasi," paparnya.

Menurut beberapa survei, hasil suara Pilpres tahun ini diprediksi ketat, hal itu menimbulkan kekhawatiran sebagian investor. Para investor khawatir bahwa pemilu bisa mengganggu stabilitas keamanan dan politik,

"Kalau bagi BI saya rasa tugas kita untuk meyakinkan investor pasar keuangan bahwa negara ini bukan negara yang baru pertama kali melakukan Pilpres secara langsung, ini sudah yang ketiga kali dari 2004, 2009 dan 2014," terangnya.

Selain itu, pemilu legislatif juga sudah dilaksanakan tiga kali, terbukti pada April kemarin juga berjalan dengan tenang.  Karenanya, investor hanya perlu diyakinkan bahwa pasar keuangan negeri ini akan tetap aman .

"Negeri ini akan tetap terkendali, situasi politik juga terkendali dengan baik, jadi tidak perlu khawatir, Karena sebenarnya semua aman-aman saja, semua normal-normal saja," katanya.

"Jadi BI melihat tekanan yang terkait dengan politik sifatnya temporer, yang harus diselesaikan sebenarnya terkait dengan fundamental ekonomi kita," tutupnya.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement